BUMN siap mengambilalih saham Newmont jika memang ditugasi. Kami tinggal tunggu pemerintah saja dalam hal ini Kemenkeu,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan perusahaan milik negara siap mengambilalih sebanyak tujuh persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), meskipun Kementerian Keuangan belum menemukan solusi opsi pengambilalihan saham perusahaan tambang emas terbesar kedua di dunia itu.

"BUMN siap mengambilalih saham Newmont jika memang ditugasi. Kami tinggal tunggu pemerintah saja dalam hal ini Kemenkeu," kata Dahlan, di Jakarta, Selasa.

Menurut Dahlan, posisi BUMN pada wacana pengambilalihan tersebut menunggu bukan merebut, sehingga pemerintah sangat memungkinkan untuk memanfaatkan perusahaan "plat merah" sebagai pembeli.

Diketahui, Kementerian Keuangan sudah menyiapkan dua opsi yang akan mengambilalih saham Newmont yaitu lewat BUMN dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

Namun hingga kini belum menemui solusi karena siapapun dari kedua pihak tersebut untuk mengambilalih saham Newmont harus terlebih dahulu mendapat izin dari DPR.

Sebagai catatan, jangka waktu pembelian saham divestasi Newmont akan segera habis pada 31 Januari 2013.

Pihak PIP sendiri mengklaim siap membeli dengan menyediakan dana sekitar Rp2 triliun-Rp3 triliun.

Adapun Dahlan mengaku siap melibatkan BUMN investasi seperti Danareksa dan Bahana, selain juga dimungkinkan oleh BUMN Pertambangan seperti PT Aneka Tambang, dan PT Timah.

"Kementerian BUMN berharap Kemenkeu akan membantu prosedur keuangan pembelian tujuh persen saham Newmont tersebut. Prosedur keuangannya bukan uangnya, karena kalau uangnya BUMN mampu," tegas Dahlan.

Mantan Dirut PT PLN ini menambahkan Dahlan menambahkan, idealnya yang membeli saham divestasi PT Newmont itu adalah perusahaan BUMN bidang keuangan atau finance, karena akan bisa Menurut Dahlan, secara teori pemikiran, jika yang membeli saham Newmont adalah perusahaan BUMN yang bergerak di sektor finance, maka akan bisa menangani masalah pendanaan.

"Secara teori pemikiran, yang membeli sebaiknya BUMN bidang finance yang kira-kira bisa go publik tahun depan atau akhir tahun depan. Idealnya bukan perusahaan BUMN pertambangan seperti PT Antam maupun PT Timah, karena jika yang membeli adalah perusahaan BUMN pertambangan maka menjadi pemilik saham minoritas tidak akan ada artinya," ujar Dahlan.

Sementara itu Deputi Bidang Jasa Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan formulasi pembelian 7 persen saham Newmont tersebut.

"Kemungkinan konsorsium, arahnya kesana tapi masih di formulasikan," ujar Gatot.
(R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013