dengan lanskap yang indah di sepanjang jalan akan membuka banyak peluang bagi tempat-tempat wisata baru
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), perlu terus dilengkapi dan dikembangkan dengan berbagai infrastruktur.
"Kawasan Labuan Bajo ini perlu terus dilengkapi dan dikembangkan dengan berbagai prasarana dan sarana lainnya. Keberadaan jalan baru Labuan Bajo menuju Golo Mori sepanjang 25 km, dengan lanskap yang indah di sepanjang jalan akan membuka banyak peluang bagi tempat-tempat wisata baru," ujar Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Endra mengatakan Kementerian PUPR memberikan dukungan penuh dalam penyelenggaraan KTT Ke-42 ASEAN pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur melalui penyediaan berbagai infrastruktur. Hal ini telah mengubah wajah dan menaikkan status Labuan Bajo.
"Keputusan Bapak Presiden memilih Labuan Bajo sebagai tuan rumah acara berskala internasional merupakan sebuah terobosan. Infrastruktur yang dibangun tidak semata-mata untuk menyukseskan penyelenggaraan KTT Ke-42 ASEAN. Tetapi Presiden berharap ke depan, Labuan Bajo dapat menjadi destinasi wisata baru Indonesia bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak kota-kota di dunia dipasarkan melalui acara-acara internasional," katanya.
Baca juga: Pengamat: Langkah pemerintah ciptakan "Bali baru" lewat DPSP tepat
Baca juga: Menteri PUPR: Pemerintah jadikan Labuan Bajo sebagai Bali kedua
Kini Labuan Bajo memiliki infrastruktur dan wajah yang jauh berubah. Sebuah lompatan dari kampung nelayan kecil menjadi tuan rumah acara KTT ASEAN.
Acara penting yang dihadiri para pemimpin negara ASEAN digunakan untuk memasarkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata berstandar internasional.
Dalam pengembangannya, Labuan Bajo harus mampu mempertahankan identitas lokal. Pembangunan DPSP tersebut harus memperhatikan kearifan lokal sebagai prasyarat agar Labuan Bajo tetap unik, berbeda dari tempat wisata lain di dunia.
"Labuan Bajo bisa menjadi model pengembangan destinasi wisata di tempat lain, yakni dengan membenahi ruang publik terlebih dahulu, seperti marina, pedestrian, jalan, pasar, homestay dan lain-lain untuk berbagai acara," kata Endra.
Baca juga: Menteri PUPR berharap momen KTT ke-42 ASEAN angkat nama Labuan Bajo
Baca juga: Menteri PUPR minta Promenade Labuan Bajo perhatikan kebersihan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023