indeks dolar menguat mendekati puncak tujuh minggu yang dicapai di sesi sebelumnya, dan terakhir berdiri di 102,86

Singapura (ANTARA) - Dolar AS bertahan di dekat puncak tujuh minggu di awal sesi Asia pada Kamis pagi, setelah Presiden Joe Biden dan anggota Kongres AS dari Partai Republik Kevin McCarthy bekerja untuk menghindari gagal bayar utang yang merusak, sementara dolar Australia tergelincir setelah data pekerjaan mengecewakan.

Biden dan McCarthy pada Rabu (17/5/2023) menggarisbawahi tekad mereka untuk segera mencapai kesepakatan guna menaikkan plafon utang pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS, setelah sehari sebelumnya setuju untuk bernegosiasi langsung setelah kebuntuan selama berbulan-bulan.

Sementara pertemuan yang optimis membantu meredakan kekhawatiran akan gagal bayar utang Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya, suasana hati-hati membuat pengambilan risiko menjadi sulit.

Imbal hasil obligasi Pemerintah AS tetap tinggi di awal perdagangan Asia setelah naik di sesi sebelumnya, karena investor menjual obligasi safe-haven setelah tanda-tanda positif pada negosiasi plafon utang. Imbal hasil naik ketika harga obligasi turun.

Bangkitnya imbal hasil obligasi pemerintah membantu mengangkat dolar AS. Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar menguat mendekati puncak tujuh minggu yang dicapai di sesi sebelumnya, dan terakhir berdiri di 102,86.

Baca juga: Risiko gagal bayar, data ekonomi kuat kerek dolar lebih tinggi di Asia

Baca juga: Data ekonomi dan pagu utang AS kerek dolar di awal sesi Asia

"Kami mendapat beberapa headline positif atas negosiasi plafon utang ... sehingga jelas mendukung sentimen pasar," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.

"Akibatnya, imbal hasil meningkat dan ekuitas juga membukukan beberapa keuntungan yang solid".

Imbal hasil surat utang dua tahun terakhir di 4,1414 persen, setelah naik sebanyak 10 basis poin di sesi sebelumnya, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun terakhir bertahan di 3,5665 persen.

Aksi pasar awal di Asia sebagian dipimpin oleh dolar Australia, setelah data pada Kamis menunjukkan bahwa lapangan kerja Australia secara tak terduga turun pada April, menyusul kenaikan yang sangat besar selama dua bulan. Tingkat pengangguran juga meningkat, sebagai tanda bahwa pasar tenaga kerja yang panas mungkin akan mendingin.

Aussie tergelincir lebih dari 0,3 persen setelah data dan terakhir 0,26 persen lebih rendah di 0,6642 dolar AS.

Euro tertekan mendekati tingkat terendah enam minggu di 1,0841 dolar. Mata uang tunggal telah mencapai titik terendah di 1,08105 dolar pada Rabu (17/5/2023), terendah sejak 3 April.

Yen Jepang terakhir dibeli 137,50 per dolar, setelah turun hampir 1,0 persen pada Rabu (17/5/2023).

"Dolar biasanya jatuh menjelang tercapainya plafon utang ... jadi saya pikir kenaikan dolar semalam sebagian merupakan pelepasan penurunan sebelumnya yang didorong oleh kekhawatiran tentang gagal bayar AS," kata Kong.

Di tempat lain, sterling terakhir 0,02 persen lebih rendah di 1,2485 dolar, juga jatuh ke tingkat terendah tiga minggu di sesi sebelumnya.

Kiwi turun 0,05 persen menjadi 0,6245 dolar AS, sementara yuan di pasar luar negeri turun hampir 0,1 persen menjadi 7,0147 per dolar.

Yuan telah melemah melewati 7,0 per dolar pada Rabu (17/5/2023) untuk pertama kalinya dalam lima bulan, di tengah ketegangan geopolitik dan lebih banyak tanda pemulihan China pasca-COVID-19 kehilangan tenaga.

Baca juga: Dolar tertekan risiko gagal bayar AS, Aussie, yuan terseret data China

Baca juga: Dolar tertekan di awal sesi Asia karena risiko gagal bayar AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023