Lembaga yang berhak melakukan penelitian dari temuan fosil tersebut adalah lembaga seperti Balai Arkeologi, BPSMP Sangiran di Sragen, dan BPCP Trowulan di Mojokerto,"
Madiun (ANTARA News) - Petugas Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, melaporkan adanya temuan kembali fosil hewan purba ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun Ismono, Selasa mengatakan ratusan serpihan tulang diduga fosil hewan purba tersebut sebelumnya ditemukan para pelajar dan guru SMA Negeri 1 Mejayan saat melakukan kegiatan reboisasi di hutan kawasan Waduk Kedungbrubus, Dusun Kedungbrubus, Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Sabtu (19/1).
"Lembaga yang berhak melakukan penelitian dari temuan fosil tersebut adalah lembaga seperti Balai Arkeologi, BPSMP Sangiran di Sragen, dan BPCP Trowulan di Mojokerto," ujar Ismono kepada wartawan.
Menurut dia, hingga kini ratusan serpihan tulang yang diduga fosil hewan purba tersebut masih disimpan di laboratorium SMA Negeri 1 Mejayan.
Hasil pendataan yang dilakukan para siswa dan guru setempat, sementara tercatat ada 21 serpihan diduga tulang gajah purba, 199 serpihan diduga tulang rusa, dan satu serpihan tulang diduga fosil tumbuhan purba.
Sejumlah tulang maupun bagian tubuh hewan tertentu yang ditemukan di antaranya potongan gading gajah, tulang tungkai gajah, tanduk rusa, dan berbagai macam tulang yang diduga bagian tubuh rusa seperti tulang rusuk, tulang belakang, dan sebagainya. Selain hewan darat, diduga juga ada fosil hewan air dan tanaman purba, namun sulit diidentifikasi dengan pengamatan fisik.
"Usianya belum dapat dipastikan karena harus diteliti. Untuk penelitiannya, selain meneliti fisik maupun struktur fosil, lokasi penemuan juga harus diteliti, sebab usia fosil bisa dilihat dari jenis lapisan tanahnya," kata Ismono.
Pada bulan Juli 2011, tim eskavasi dari BPSMP Sangiran juga berhasil menemukan sejumlah fosil hewan purba saat penggalian di wilayah Situs Kedungbrubus. Eskavasi atau penggalian yang dilakukan tim tersebut, didasarkan atas studi pustaka dan sejumlah penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (PPPG) Bandung.
Dalam studi pustaka itu, tim menemukan bahwa fosil pertama yang ditemukan di Indonesia sebenarnya bukan di Trinil, Ngawi, tapi di Kedungbrubus, yaitu pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois dari Belanda.
Sedangkan temuan yang di Trinil terjadi pada tahun 1891. Karena dirilis lebih dulu, maka Trinil menjadi lebih terkenal dibandingkan Situs Kedungbrubus.
Tim menemukan lebih dari 11 fragmen atau potongan fosil hewan purba yang diduga berusia 700 ribu hingga 800 ribu tahun yang lalu. Sejumlah fosil tersebut, di antaranya paha binatang dari "genus stegedon" atau gajah purba, gigi dan tulang rusuk dari "rhinoceros" atau badak purba, "plastron" atau tulang tempurung bawah kura-kura purba, serta gigi dan tulang paha hewan "genus bovidae" atau kerbau purba.
Fosil-fosil tersebut telah dibawa ke kantor BPSMP Sangiran di Sragen, Jawa Tengah, untuk dibersihkan dan diteliti lebih lanjut.
(KR-SAS/M026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013