New York (ANTARA News) - Haya Rashed Al Khalifa dari Bahrain hari Kamis ditetapkan sebagai Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa untuk sesi ke-61 mulai September 2006 mendatang. Sementara itu, Indonesia termasuk di antara 21 negara yang wakil tetapnya di PBB akan menjadi Wakil Presiden Majelis Umum. Pengukuhan Haya Rashed Al Khalifa sebagai Presiden Majelis Umum PBB sesi ke-61 tersebut dilakukan dalam sidang Majelis Umum di Markas Besar PBB New York. Haya nantinya merupakan wanita ketiga yang menjadi Presiden Majelis Umum sejak PBB didirikan tahun 1945, atau yang pertama sejak 1969. Saat ini Haya menjabat sebagai penasehat hukum bagi keluarga Kerajaan Bahrain. Ia merupakan ahli hukum yang juga memiliki pengalaman diplomatik yang cukup luas. Mantan Dubes Bahrain untuk Perancis di tahun 2000-2004 itu juga sebagai delegasi tetap untuk UNESCO. Sekjen PBB Kofi Annan menyambut gembira terpilihnya seorang wanita menjadi Presiden Majelis Umum PBB. "Saya bertemu dengannya kemarin, ia cukup mengesankan. Saya yakin ia akan membawa dimensi baru dalam pekerjaan di PBB ini," kata Annan. Dalam sidang yang dipimpin Presiden Majelis Umum PBB saat ini, Jan Eliasson, juga ditetapkan 21 negara menjadi wakil Presiden Majelis Umum PBB ke-61. Ke-21 negara tersebut adalah Kamerun, Guinea, Libya, Nigeria, Uganda, dan Zimbabwe dari kelompok Afrika, Indonesia, Bhutan, Filipina dan Kuwait (Asia), Kroasia (Eropa Timur), Chile, Kolombia, Haiti (Amerika Latin), Liechestein, Belanda (Eropa Barat) dan lima anggota tetap DK PBB (AS, Rusia, China, Inggris, Perancis). Wakil Tetap RI untuk PBB, Rezlan Ishar Jenie, mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai wakil Presiden Majelis Umum untuk sesi mendatang merupakan wujud partisipasi aktif Indonesia di PBB. (*)

Copyright © ANTARA 2006