... sumber masalah pokok pada kita semua berakar pada demoralisasi ..."

Jakarta (ANTARA News) - Karikatur "Suntikan Moral" karya Djoko Susilo dariHarian Suara Merdeka meraih hadiah Rp50 juta dan tropi AnugerahJurnalistik Adinegoro 2012 yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalamrangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2013.


Dewan juri terdiri atas Pramono R. Pramoedjo (karikaturis),Dolorosa Sinaga (pematung, dosen Institut Kesenian Jakarta/IKJ), dan Mudji Sutrisno SJ (tokoh masyarakat/pastor, budayawan, dosen) dalam sidang juri di Jakarta,Senin (21/1) menetapkan karikatur dari Djoko Susilo menang menyisihkan 44 karya lain, demikian keterangan pers dari PWI Pusat, Selasa.


Sejumlah karyakarikatur yang diseleksi itu berasal dari kiriman para peserta atas seluruhkarya yang disiarkan media massaIndonesia sejak Januari hingga 30 November 2012.


Terdapat dua karyayang diunggulkan oleh para juri, yaitu ”Suntikan Moral” karya Djoko Susilo (Suara Merdeka) dan ”Studi Banding” karya JitetKustana (Kompas). Kedua karya tersebut memiliki perspektif yang berbeda, yaitumengingatkan tentang nasionalisme, humanisme, serta hukum dan keadilan.


”Suntikan Moral” menang dengan nilai255 dari juri. Karikatur tersebut menggambarkan Gedung MPR/DPR yang mendapat suntikan infus bertuliskan”moral”.


Dolorosa Sinaga mengemukakan, kekuatankarikatur Djoko ada pada dua objekyang menjadi kekuatan renungan, yaitu infus moral dan "Gedung DPR".


Adapun Ketua DewanJuri, Pramono R. Pramoedjo, menyatakan: "Karikatur ini kuat karena sederhana,menohok masalah, lugas dalamekspresi bahwa infus moral perlu disuntikkan ke tubuh wakil rakyat."


Sedangkan, RomoMudji Sutrisno menilai, “Karikatur ini mampu menunjukkan realitas RI sekarang,yaitu sumber masalahpokok pada kita semua berakar pada demoralisasi, maka kita butuh suntikan moral untuk DPR dankita semua."


Secara umum Astrid B.Soerjo, pengurus PWI Pusat dan juga putri tokoh pers nasional Adinegoro (alm) memberi komentarbahwa sama seperti tahun lalu, hampir semua karya karikatur yang masuk menampilkan suasanayang muram, kurang menyajikan suasana humor atau memotivasi masyarakat.


AnugerahJurnalistik Adinegoro diberikan setiap tahun oleh PWI dalam rangka penyelenggaraan HariPers Nasional. Nama Anugerah Adinegoro mengabadikan nama tokoh pers nasional Djamaludin Adinegoro(14 Agustus 1904 – 8 Januari 1967).


Adinegoro semasa muda mengenyam pendidikan jurnalistik diMunchen (Jerman) dan Amsterdam (Belanda), kemudian kembali ke Tanah Air padatahun1931 serta menjadiPemimpin Redaksi Pandji Poestaka dan kemudian Pemimpin Redaksi PewartaDeli.


Pada tahun 1951Adinegoro ikut berperan dalam pengambilalihan pimpinan bekas kantor beritaBelanda (Aneta),

yang kemudian diubah menjadi Pers BiroIndonesia-Aneta (PIA). Presiden Soekarno pada 1962 menyatukan Kantor Berita ANTARA dan PIA menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, dan Adinegoro hingga akhir hayatnya bekerja di lembaga ini.

(*)

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013