Tidak mudah mencari tempat untuk shalat...

Jakarta (ANTARA News) - Industri pariwisata Jepang yang tengah lesu karena menurunnya jumlah turis, mulai menaruh perhatian pada segmen pengunjung yang selama ini terabaikan yakni Muslim Asia.

Organisasi Pariwisata Nasional Jepang menyebutkan dari 6,21 juta turis asing yang mengunjungi Jepang pada 2011, 80.000 di antaranya berasal dari Malaysia dan 60.000 dari Indonesia.

Sekitar 60-70 persen populasi di Malaysia adalah Muslim, sementara di Indonesia mencapai 90 persen yang menjadikannya sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia

Seperti dikutip dari artikel yang ditulis oleh Keiichi Kitagawa di laman Asahi Shimbun, persentase itu tidak bisa diabaikan, apalagi jumlah turis menurun setelah adanya sengketa Pulau Senkaku antara Jepang dan China.

Maka, berbagai upaya pun dilakukan. Kitagawa menulis, sebuah restoran di Kyoto yang dibangun sejak 1716, Minokichi, menyajikan "kaiseki" yakni makanan berasal dari ikan segar dan bahan-bahan lokal.

Mengetahui bahwa Muslim dilarang makan babi dan alkohol, restoran itu membuat "Halal plate" yang berisi bahan-bahan tradisional Kyoto, tanpa alkohol.

"Halal plate" dijual seharga 2.625 yen (31.90 dolar AS) per orang, termasuk pajak. Restoran tersebut mulai menyediakan "Halal plate" sejak April 2012.

Beragam turis dari agen wisata telah mengunjungi Minokichi sejak itu.

"Itu (Halal Plate) lebih mudah dibuat daripada makanan vegetarian," kata Masakazu Ueda, general manager restoran Minokichi.

Sementara itu, pada 16 November, grup yang terdiri dari 30 warga Malaysia mengunjungi Osaka.

Pengunjung dari Malaysia, yang sebagian besar adalah perempuan berkerudung itu, menghabiskan sekitar satu jam untuk melihat-lihat Istana Osaka.

Agen wisata Miyako International Tourist di Osaka sibuk mempersiapkan tempat untuk dikunjungi rombongan dari Malaysia tersebut.

Grup tersebut menikmati makan siang di restoran Turki di Tenpozan Marketplace. Saat hendak bersantap, sang pemandu wisata memegang dua jenis makanan dan berkata, "Yang ini tidak halal, jadi jangan dipilih."

Setelah makan siang, waktunya shalat. Para pengunjung pun dipersilakan menunaikan ibadah di ruang konferensi di daerah tersebut.

Zuraimy Binti Mohamed Nordin (37) mengatakan mencari tempat shalat di Jepang tidaklah mudah.

"Orang-orang menatap kami dan mengambil foto kami," kata dia. "Tidak mudah mencari tempat untuk shalat dengan tenang."

Tujuan wisata lainnya dari tur tersebut adalah Toei Kyoto Studio Park di distrik Uzumasa.

"Ninja dan samurai terkenal juga di negara-negara Asia Tenggara. Saya ingin memanfaatkan tur ini sebagai kesempatan menarik para pengunjung," kata pengelola Toei Kyoto Studio Park.

"Pemerintah kota harus memperhatikan kebutuhan agama lain jika ingin menarik perhatian internasional," kata Hideshi Matsui, presiden Miyako International Tourist.

"Hanya menyewa ruang konferensi dalam waktu singkat saja bisa jadi kesempatan bisnis," ujar Matsui.

Banyak pemerintah kota serta perusahaan lain yang tertarik untuk memikat para Muslim dari Asia Tenggara.

Kompleks yang berdekatan dengan New Chitose Airport, misalnya, membuat mushola untuk pria dan wanita lengkap dengan tempat wudhu.

Agen Pariwisata Jepang pun berencana menerbitkan buku panduan untuk Muslim yang menampilkan daftar restoran halal serta tempat untuk shalat. Panduan tersebut akan dirilis pada Maret.

Pemerintah berharap 10 juta turis Asia Tenggara akan mengunjungi Jepang pada 2013, demikian seperti yang dikutip dari laman Asahi Shimbun.

(nan)

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013