Kami menjadi koperasi satu satunya di Jawa Timur yang bekerja sama dengan PT Sido Muncul untuk supply Lempuyang.

Bondowoso, Jawa Timur (ANTARA) - Koperasi Agrofarm Bondowoso, Jawa Timur, dibantu Kementerian Koperasi dan UKM mengirimkan 5 ton rempah lempuyang kering ke produsen jamu terbesar di Indonesia PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

“Kami menjadi koperasi satu satunya di Jawa Timur yang bekerja sama dengan PT Sido Muncul untuk supply Lempuyang,” kata Ketua Koperasi Produsen Agrofarm Bondowoso, Fuad Syarifi kepada Antara saat Peluncuran Program Penguatan Rantai Pasok Komoditas Bahan Baku Jamu di Bondowoso, Rabu.

Fuad menuturkan kerja sama antara pihaknya dengan Sido Muncul merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman bersama Sido Muncul yang dijembatani oleh KemenKopUKM pada Desember 2022 dalam rangka memberdayakan usaha mikro dalam pengembangan rantai pasok bahan baku jamu.

Baca juga: KemenKopUKM jembatani rantai pasok koperasi UMK jamu ke Sido Muncul

Pengiriman 5 ton lempuyang kering untuk bahan baku jamu tersebut akan dilakukan secara bertahap selama tiga bulan. Pada tahap pertama dilakukan pengiriman 1 ton lempuyang dan pada bulan berikutnya dikirimkan masing-masing sebanyak 2 ton.

“Karena sudah ada kerja sama, ke depan kami akan memberdayakan petani untuk membudidayakan lempuyang karena sampai saat ini masih belum ada yang membudidayakan. Banyak yang belum kenal hanya orang orang pinggiran yang kenal dengan lempuyang tapi itu potensinya sangat luar biasa karena kandungan zat aktifnya untuk jamu sangat bagus,” ucapnya.

Mengenai harga, Fuad menuturkan bahwa harga lempuyang kering yang dibeli oleh Sido Muncul Rp24 ribu per kilogram, sedangkan harga beli dari petani Rp2 ribu per kilogram. Hal itu lantaran 1 kilogram lempuyang kering didapatkan dari 10 kilogram lempuyang basah.

Manajer Pusat Penelitian Rempah PT Sido Muncul Bambang Supartoko menjelaskan bahwa kebutuhan lempuyang per bulan mencapai 40-60 ton. Namun, Sido Muncul belum mempunyai kawasan dan mitra petani maupun koperasi.

“(Kebutuhan lempuyang) Itu banyak sekali dan mudah-mudahan dengan ada kawasan di sini, kami dapat berpartisipasi mendampingi dan meningkatkan mutu bersama Dinas Pertanian dari sisi pengelola, pemda dan KemenKopUKm melalui jaringannya di sini,” tutur Bambang.

Baca juga: Koperasi penghasil olahan nenas binaan Pupuk Kujang semakin berkembang

Ke depan, Sido Muncul juga akan bekerja sama dengan Koperasi Produsen Agrofarm Bondowo untuk menyerap produksi kunyit yang menjadi komoditas unggulan di Bondowoso.

“Kami baru lakukan riset karena kami telah membeli kunyit sebelumnya di kawasan Karanganyar (Jawa Tengah), maka nanti akan berbagi kuota termasuk yang akan kami bidik adalah kunyit,” ungkapnya.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius berharap koperasi mampu menjadi off taker dari barang-barang pertanian karena selama ini petani menjual ke tengkulak dengan harga yang ditentukan oleh tengkulak tersebut. Sedangkan jika dijual koperasi, harganya bisa lebih bersaing karena anggota koperasi adalah para petani itu sendiri.

“Kami juga akan memperkenalkan kepada petani program KUR (Kredit Usaha Rakyat) di mana pinjamannya itu (bunga) 6 persen dan melalui lembaga penyalur salah satunya BRI. Saya harapkan kita kerja sama mendorong KUR, mendorong koperasi, mendorong rantai pasok antara pengusaha besar dan pengusaha kecil,” kata Yulius.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023