Untuk penanganan pascabanjir, saat ini kami membutuhkan karbol, obat-obatan, dan alat pembersih lumpur,"

Jakarta (ANTARA News) - Pengungsi korban banjir di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, membutuhkan pasokan karbol dan peralatan kebersihan untuk membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah setelah banjir hasil luapan Sungai Ciliwung pada Kamis (17/1) lalu.

"Untuk penanganan pascabanjir, saat ini kami membutuhkan karbol, obat-obatan, dan alat pembersih lumpur," kata Ketua RW 01 Kelurahan Kampung Melayu, Muhammad Haris, ketika ditemui di Gang Anwar, Senin malam.

Saat ini, pihaknya baru menerima bantuan berupa bahan pokok, makanan, pakaian bekas dan sebagainya, namun untuk alat-alat kebersihan masih sedikit.

"Selain itu, kami juga membutuhkan sabun cuci pakaian, cairan pemutih untuk anti kuman, karena setelah banjir, penyakit akan lebih banyak, sementara warga juga harus menjaga kesehatan untuk membersihkan rumah dan lingkungan mereka," kata Haris.

Sejumlah 875 warga Kelurahan Kampung Melayu terpaksa mengungsi karena banjir pada awal pekan lalu.

Namun, beberapa warga sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah mereka karena pasokan listrik dan air sudah kembali dialirkan ke lingkungan tersebut.

Permukaan air Sungai Ciliwung di kelurahan tersebut masih tinggi, dan lumpur tebal masih menutupi jalan di lingkungan tersebut.

Warga masih bergotong royong untuk membersihkan lumpur dengan menyemprotkan air untuk membuang lumpur ke Sungai Ciliwung.

"Ke depan, kami berharap pemerintah segera melakukan normalisasi (bantaran Sungai Ciliwung) sehingga ada perbaikan dan perubahan," kata Haris.

Sementara itu, ribuan pengungsi masih tinggal di tenda-tenda pengungsian yang didirikan di Jalan Jatinegara Barat.

Jalan yang menghubungkan Terminal Kampung Melayu dan Kebon Pala tersebut sudah dibuka kembali, namun kemacetan masih terjadi hingga pukul 21.30 WIB karena adanya aktivitas penanggulangan bencana banjir dan penanganan pengungsi.

(A059/N005)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013