Saat ini, pelaku pasar sedang wait and see menunggu hasil kesepakatan mengenai US debt ceiling.

Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan pergerakan rupiah sepanjang hari ini berada di kisaran Rp14.765-Rp14.856 per dolar AS.

“Membaiknya data-data ekonomi AS terakhir terutama penambahan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang menurun membuat dolar AS kembali menguat,” ujar Reny, di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menurun 0,29 persen atau 42,5 poin ke posisi Rp14.862 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.820 per dolar AS.

Dia menyatakan spekulasi bahwa Fed Funds Rate masih akan dipertahankan pada level yang tinggi dan inflasi AS yang masih sulit ke level 2 persen turut mendorong dolar AS menguat.

“Saat ini, pelaku pasar sedang wait and see menunggu hasil kesepakatan mengenai US debt ceiling antara Joe Biden dan kongres untuk menghindari default,” ujar dia.

Sementara itu, faktor domestik yang memperlihatkan rilis data neraca dagang Indonesia yang mencatatkan surplus tidak terlalu berpengaruh positif terhadap rupiah.

Presiden Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy disebut telah mendekati kesepakatan untuk menghindari gagal bayar utang AS, tetapi belum ada yang pasti. Ironisnya, risiko AS gagal membayar utang telah menempatkan tawaran pada mata uang AS.

"Dominasi dolar dalam sistem pembayaran global memberikan penjelasan yang kuat mengapa. Pukulan telak bagi ekonomi nomor satu dunia hanya akan menimbulkan gelombang kejut negatif bagi ekonomi global, dan mengurangi selera risiko, yang dengan demikian akan menjadi peristiwa safe-haven,” kata ahli strategi Rabobank Jane Foley.
Baca juga: Kurs rupiah melemah Selasa sore menjadi Rp14.820 per dolar AS
Baca juga: Rupiah pada Rabu pagi turun ke posisi Rp14.862 per dolar AS

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023