Wina (ANTARA News) - Amerika Serikat paling bertanggungjawab atas sengketa kegiatan nuklir Iran saat ini, kata penerima Nobel Perdamaian asal Iran Shirin Ebadi hari Kamis. "Amerika bertanggungjawab, karena memunculkan kemelut itu," kata wanita itu kepada suratkabar Wina "Die Presse". "Amerika menyatakan Iran fundamentalis, bukan negara demokrasi, dan mendukung terorisme. Dengan demikian, Iran tidak boleh memiliki bom atom," katanya. Tapi, Amerika Serikat lupa bahwa Pakistan sudah memunyai bom atom, kata Ebadi, yang meraih hadiah Nobel Perdamaian itu tahun 2003. Ia menyatakan Muslim di Pakistan sebetulnya lebih fundamentalis daripada Iran dan Pakistan adalah tempat lahir Talib dan Alqaida. "Dan kepala negara Pakistan Pervez Musharraf tidak mencapai kekuasan lewat pemilihan umum bebas. Satu-satunya perbedaan antara Pakistan dengan Iran ialah bahwa Pakistan pro-Amerika dan Iran tidak," katanya. Ia juga menyatakan tawaran Amerika Serikat baru-baru ini untuk berunding langsung dengan Teheran tidak sepenting kelihatannya, karena Washington tidak mengundang Iran ke meja perundingan. Lebih jauh, Amerika Serikat menyatakan Iran harus pertama menghentikan pengayaan uranium dan hanya itu sarana menuju pembicaraan. "Tapi, Iran menolak syarat awal," katanya. Pengacara dan pegiat hak asasi manusia Iran itu berada di Wina hari Kamis sebagai bagian dari "Prakarsa Wanita Penerima Nobel Perdamaian" untuk mendesak penyelesaian secara damai bagi kemelut nuklir Iran.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006