Jakarta (ANTARA News) - Letusan Gunung Merapi setelah hari ini diprediksikan makin melemah karena gunung berapi aktif yang ada di Yogyakarta itu diperkirakan telah mengeluarkan energinya.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Geolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Suparka kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
"Jika sudah mengeluarkan energinya maka letusan Merapi dikemudian hari justru akan makin lemah, dan menurut saya dengan luncuran awan hari ini maka tampaknya letusannya dikemudian hari akan lebih lemah," kata Suparka seusai dikukuhkan sebagai Profesor Riset.
Menurut pantauan ANTARA News dari kawasan Kaliadem, Yogyakarta, awan panas besar dari Gunung Merapi (2.965 mdpl) yang terjadi Kamis sekitar pukul 09.05 WIB teramati meluncur sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Luncuran awan panas dari puncak Merapi itu bergulung-gulung ke arah lereng selatan dan menghanguskan sebagian hutan di utara Kaliadem.
Sebelumnya, dari Pos Kaliurang teramati dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB terjadi lima kali awan panas dengan jarak luncur maksimum 3,5 km ke hulu Kali Krasak (lereng barat daya), satu kali dengan jarak luncur 4,5 km ke hulu Kali Boyong (lereng selatan) serta 13 kali awan panas berjarak luncur 3 km ke hulu Kali Gendol (lereng selatan).
Pada kesempatan itu Suparka juga mengatakan bahwa gempa yang mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 mempengarungi kubah lava Merapi.
"Dapur magma Merapi otomatis akan terguncang sehingga bergetar dan akan mencari keseimbangan dengan mengeluarkan energi. Selama ini Merapi kan mengumpulkan energi, energinya tidak langsung keluar," ujarnya.
Menurut dia, pengaruh gempa tektonik di daerah Bantul Yogyakarta sedikit banyak mempengaruhi aktivitas vulkanik Merapi sekalipun tidak banyak fakta yang mendukung hal itu.
Sementara itu, Direktur Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Kawasan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Agus Kristijono berpendapat Gunung Merapi tidak mungkin meletus seperti gunung berapi lainnya yang biasa dibayangkan dan hanya terus mengeluarkan lava pijar dan membentuk kubah yang jika telah penuh gugur dan mengalir.
"Itu disebut meletus tipe Merapi," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006