“BSI harus terbuka dan memberi informasi, bicara seperti apa serangan siber yang dialami,” kata Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso di Jakarta, Selasa (16/5).
Soegiharto mengatakan perlu penjelasan resmi dari pihak bank secara jujur dan terbuka terkait apa yang terjadi sebenarnya, mulai dari jenis serangan hingga kemungkinan adanya kelalaian yang terjadi.
Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah tingkatkan keamanan siber di perbankan
“Tidak perlu sembunyi-sembunyi, apakah ini mungkin kelalaian atau memang ada serangan, ada virus baru, atau memang ada pihak orang dalam yang membocorkan data atau ada yang memasukkan plug USB, dan sebagainya,” jelas dia.
Meski berat untuk dilakukan sejumlah perusahaan, keterbukaan mengenai serangan siber ini, menurutnya, penting dilakukan demi keamanan nasional, terutama bagi para nasabah.
Keterbukaan informasi akan kemungkinan kerentanan yang dimiliki sistem pada bank dapat membantu publik untuk memahami apa yang harus dilakukan untuk perlindungan data diri dan lebih waspada terhadap potensi ancaman serupa di masa depan.
Lebih lanjut, Soegiharto menyayangkan serangan siber pada sistem keamanan perusahaan besar kembali terjadi. Menurutnya, kurangnya kewaspadaan dan literasi terhadap pentingnya keamanan siber masih menjadi isu di Tanah Air.
“Hal seperti ini kembali terjadi, sebelumnya saat serangan siber yang dilakukan Bjorka. Masa keamanan di urutan ke sekian, padahal harusnya keamanan itu nomor satu. Perlu edukasi dan literasi oleh para pakarnya tentang keamanan siber, ini sangat berbahaya,” imbuh Soegiharto.
Adapun BSI kembali mengeluarkan pernyataan menyusul beredarnya informasi bahwa LockBit 3.0 yang merupakan Ransomware as a Service (RaaS) dikabarkan telah merilis data hasil serangan sibernya kepada sistem milik BSI di dark web.
Kabar itu didapatkan dari pengguna akun Twitter @darktracer_int, yang mengatakan bahwa negosiasi antara BSI dan LockBit tidak tercapai.
BSI juga berkomitmen untuk terus memperkuat pertahanan dan keamanan siber perbankan, dan senantiasa mengimbau nasabah agar tetap waspada dan berhati-hati atas segala bentuk modus penipuan yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.
Baca juga: BSSN sebut BSI perlu digital forensik dan terbuka terkait peretasan
Baca juga: BSI telah koordinasikan serangan siber pada OJK, BI, dan BSSN
Baca juga: Wapres ingatkan BSI benahi sistem pascainsiden gangguan
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023