Jakarta (ANTARA) - Program Kebun Gizi Apung yang diinisiasi Wahana Visi Indonesia (WVI) telah memberi solusi dalam pemenuhan gizi dan meningkatkan ketahanan pangan anak-anak Suku Asmat, Papua Selatan.
“Kebun Gizi Apung menjadi solusi tepat bagi masyarakat Asmat yang sebelumnya selalu gagal panen, karena hasil kebunnya tersapu air pasang. Sekarang mereka bisa tersenyum dengan bahagia karena hasil kebun dapat dipanen dan dimasak kapan saja sehingga anak, ibu hamil, dan keluarga terpenuhi kebutuhan nutrisinya,” kata Economic and Livelihood Resilience Team Leader WVI Fransisca Novita pada keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Fransisca mengatakan Kebun Gizi Apung ini dirancang dengan prinsip pertanian sensitif gizi, melakukan penanaman hortikultura seperti sayuran hijau dan tomat. Selain untuk pemenuhan gizi, tanaman hortikultura memiliki waktu panen yang singkat sekitar 3-4 minggu, serta tidak memerlukan pestisida atau bahan kimia lainnya yang dapat mengganggu kesehatan.
Baca juga: Presiden minta Bupati Asmat perhatikan gizi anak
Salah satu anak warga desa suku Asmat, Edi (9), merasakan langsung dampak positif Kebun Gizi Apung untuk memenuhi nutrisinya.
“Saya senang dengan kehadiran Kebun Gizi Apung karena saya menyukai sayur dan saya bersama orang tua dapat memanen dan mengkonsumsi langsung hasil dari kebun ini,” katanya.
Masalah gizi buruk telah sejak lama menjadi tantangan terbesar masyarakat Asmat. Pada Januari 2018 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk di Kabupaten Asmat dimana terdapat 72 balita yang terkena dampak.
Baca juga: Menko PMK: kondisi Asmat membaik pascaKLB campak dan gizi buruk
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023