...perang militer
Havana (ANTARA News) - Kelompok gerilya FARC, Minggu, mengumumkan berakhirnya gencatan senjata sepihak dua bulan dalam perang Kolombia, pada awal perundingan di Kuba untuk mengakhiri konflik terlama di Amerika Latin itu.
"Dengan sedih kami harus mengakui kembalinya tahap perang militer, yang tidak diinginkan siapa pun," kata ketua perunding FARC Ivan Marquez kepada wartawan pada pembukaan kembali perundingan dengan perwakilan pemerintah Kolombia.
Marquez, orang kedua Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), mendesak pemerintah mempertimbangkan lagi kemungkinan gencatan senjata bilateral dan penghentian permusuhan, agar perundingan perdamaian bisa dilaksanakan dalam suasana yang aman.
Ia mengharapkan penyelesaian yang bisa menghindarkan penduduk dari penderitaan yang lebih besar.
Para pejabat Kolombia menganggap gencatan senjata sebagai taktik negosiasi dan Presiden Juan Manuel Santos memperingatkan pemberontak agar tidak memulai lagi serangan gerilya.
Delegasi pemerintah Kolombia, yang dipimpin oleh mantan Wakil Presiden Humberto de la Calle, tidak memberikan pernyataan kepada wartawan menjelang pembicaraan Minggu itu.
FARC pekan lalu menyatakan bersedia memperpanjang gencatan senjata jika pemerintah Kolombia juga melakukan langkah serupa, namun Bogota menolak melakukan penghentian serangan karena khawatir pemberontak akan menggunakan masa tenang untuk mempersiapkan pertempuran lebih lanjut.
Santos mengatakan, kelompok gerilya itu hanya melaksanakan sebagian dari janji gencatan senjatanya. Militer Kolombia mencatat sedikitnya 52 pelanggaran gencatan senjata oleh FARC selama dua bulan ini.
Negosiasi di Havana dimulai lagi sebelumnya bulan ini setelah masa libur tiga pekan dan kedua pihak berjanji mempercepat perundingan untuk mengakhiri konflik terakhir di kawasan Amerika Latin itu.
Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.
Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.
Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.
Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.
Pemimpin FARC Timoleon Jimenez pada April tahun lalu membantah bahwa usulan negosiasi dengan pemerintah mengisyaratkan gerilyawan berniat segera menyerahkan diri.
Pemimpin FARC itu mengatakan, kesenjangan kaya-miskin di Kolombia harus menjadi salah satu masalah yang dibahas dalam perundingan.
(M014)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013