Yogyakarta (ANTARA News) - Obyek wisata Kaliurang, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di lereng Gunung Merapi, Kamis, belum ditutup untuk masyarakat umum. "Kendati aktivitas Merapi semakin meningkat dengan mengeluarkan awan panas yang cukup besar, obyek wisata Kaliurang masih dibuka untuk pengunjung," kata warga setempat, Tanto. Menurut dia, pengunjung yang datang ke obyek wisata Kaliurang masih leluasa untuk masuk dan menikmati keindahan alam gunung yang terletak di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu tanpa dipungut biaya masuk atau retribusi sebagaimana hari biasa. "Meskipun demikian, pengunjung yang datang ke obyek wisata Kaliurang jumlahnya sangat sedikit, mungkin mereka takut dengan peningkatan aktivitas Merapi. Pengunjung yang datang hanya beberapa orang yang ingin melihat awan panas yang keluar dari puncak Merapi," katanya. Kondisi itu menyebabkan warung makan di obyek wisata itu sepi pengunjung. Sejumlah warung makan hanya dikunjungi dua hingga empat pembeli, sedangkan sebagian lainnya sama sekali tidak didatangi pembeli. Selain warung makan, tempat penginapan di obyek wisata itu juga sepi pengunjung. Sebagian besar tempat penginapan itu memasang papan di depan pagar yang bertuliskan "masih ada kamar". Berbeda dengan Kaliurang, obyek wisata Kaliadem, Cangkringan ditutup untuk umum. Jalan yang menuju ke obyek wisata itu dipasang papan bertuliskan kawasan tertutup yang dijaga sejumlah aparat kepolisian Polsek Cangkringan, Satpol PP Sleman, dan warga setempat. Obyek wisata Kaliadem termasuk kawasan rawan bencana Merapi, apalagi awan panas yang cukup besar dengan jarak luncur maksimal 4,5 kilometer telah membakar kawasan hutan yang berada di utara obyek wisata tersebut. Aktivitas Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas cukup besar itu juga menjadi hiburan tersendiri bagi sebagian warga Yogyakarta dan sekitarnya yang datang untuk menyaksikan fenomena alam tersebut dari lokasi di sekitar kawasan sebelum Balai Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan. Di lokasi tersebut puluhan warga yang datang menggunakan mobil dan sepeda motor menonton aktivitas Merapi yang mengeluarkan awan panas cukup besar. Aktivitas Merapi itu terlihat jelas di lokasi yang berupa hamparan rerumputan dan sawah. Bahkan, beberapa kru atau kameraman sejumlah stasiun televisi dan fotografer berbagai media massa juga mengabadikan aktivitas Merapi yang mengeluarkan awan panas di lokasi tersebut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006