Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya tengah berkonsentrasi terhadap penanganan inflasi barang-barang kebutuhan pokok di Kota Pahlawan, Jatim, salah satunya dengan bekerja saja dengan Pasar Induk Sidotopo Surabaya (PISS).

"Pemkot saat ini berkonsentrasi terhadap inflasi untuk bahan pokok, makanya kami bekerja sama dengan pasar induk dengan supplier (pemasok) yang ada di masing-masing wilayah," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa.

Wali Kota Eri berharap dengan adanya pasar induk, maka kebutuhan pasar yang ada di Surabaya bisa terpenuhi. Yakni, pasar tradisional bisa mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang sama, seperti saat mengambil barang pokok pada supplier (pemasok) dari luar Kota Pahlawan.

Dia menjelaskan semua itu akan tertata dan kalau sudah tertata maka infrastruktur Surabaya akan terjaga, kemudian kualitas barang bisa dijamin, dan yang paling penting adalah pemkot bisa mengendalikan harga.

"Sekarang ada empat pasar yang ambil supplier dari luar Surabaya dengan barang yang sama harganya, tetapi harganya ada yang Rp12.000, Rp12.500, Rp12.800, sampai Rp13.000. Tapi kalau sudah di pasar induk, maka di situlah saya bisa intervensi, bisa intervensi melalui subsidi BBM," ucapnya

Oleh sebab itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya tengah menyiapkan aplikasi yang menghimpun daftar harga barang-barang kebutuhan pokok.

Aplikasi tersebut akan terkoneksi dengan pasar induk, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI, maupun Badan Pangan Nasional untuk mengetahui kebutuhan barang pokok yang ada di Kota Pahlawan.

"Contoh seperti beras, kita disuplai oleh Bulog. Agar barang ini tidak naik, maka kami memberikan subsidi angkutannya sehingga harga dari Bulog sampai ke pedagang pasar itu sama," katanya.

Meski begitu, ia mengaku, bahwa kebutuhan beras bagi warga Kota Surabaya semakin meningkat. Sebab, alokasi sebanyak 20 ton beras Bulog hanya dapat mencukupi kebutuhan enam pasar di Kota Pahlawan.

"Kalau ada inflasi beras naik, maka kami bisa kerja sama dengan pasar induk karena pasar induk bisa menyiapkan dengan harga yang sama seperti Bulog. Pasar induk fungsinya seperti ini, bahkan saya setiap hari melakukan pengawasan itu melalui aplikasi harga pasar, maka inflasi itu bisa kita selesaikan dengan kita tekan," katanya.

Selain itu, ia juga menyampaikan, berdasarkan arahan Presiden RI Joko Widodo, pemerintah daerah diharapkan dapat mengendalikan harga pasar.

"Jangan sampai dengan bahan pokok yang naik menyebabkan inflasi yang tinggi, akhirnya kehidupan masyarakat tidak sejahtera," ujarnya.

Sedangkan untuk pasokan barang-barang kebutuhan pokok di Kota Surabaya saat ini masih tersedia.

"Jadi cadangan (persediaan) banyak tapi harganya yang harus dipotong. Kita harus tahu kenapa dipotong? dan terjadi masalah apa? Ini yang Insya Allah akan kita koordinasikan dengan Menko, Badan Pangan, bahkan perguruan tinggi untuk menjalankan pasar induk. Tentunya agar bisa menghentikan atau menahan laju inflasi, sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah," katanya.

Wali Kota Eri sendiri telah menyaksikan penandatanganan kerja sama Pengembangan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura yang dilakukan antara PISS dengan produsen pemasok dari daerah di kantor PISS, Surabaya, pada Senin (15/5).


Baca juga: Mendag sebut harga kebutuhan pokok secara nasional stabil

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023