New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka menguat lebih dari satu dolar pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), bangkit kembali setelah tiga sesi berturut-turut menurun, didorong oleh prospek pengetatan pasokan di Kanada dan di tempat lain, meskipun kekhawatiran resesi terus menekan pasar.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni terangkat 1,07 dolar AS atau 1,53 persen, menjadi menetap pada 71,11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli bertambah 1,06 dolar AS atau 1,43 persen, menjadi ditutup pada 75,23 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Pedagang memperhatikan gangguan pasokan minyak ketika selera risiko secara umum tetap tinggi pada Senin (15/5).
Minyak WTI bergerak lebih tinggi karena para pedagang fokus pada berita dari Kanada di mana kebakaran hutan menutup sekitar 300.000 barel minyak setara produksi per hari dan itu berfungsi sebagai katalis bullish untuk harga minyak, menurut Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
Pelabuhan Ceyhan Turkiye belum melanjutkan pengiriman minyak bersama Irak, dan persetujuan pemerintah mungkin memakan waktu lebih lama mengingat kurangnya kejelasan dengan pemilihan presiden Turkiye, catat Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multi-aset online.
Irak telah memberi tahu Turkiye tentang dimulainya kembali operasi ekspor minyak melalui pelabuhan Turkiye Ceyhan, kata kementerian perminyakan Irak. Kamis (11/5) lalu.
Pasokan minyak mentah global juga bisa mengetat di paruh kedua, karena OPEC+ - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia - merencanakan pengurangan produksi tambahan.
"Pemotongan OPEC+ cenderung memiliki dampak yang lebih besar saat kita melewati musim panas, karena upaya sebelumnya untuk menyeimbangkan pasar diimbangi oleh kelemahan musiman dan pelepasan cadangan strategis," kata analis Third Bridge Peter McNally.
AS juga dapat mulai membeli kembali minyak untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR) setelah menyelesaikan penjualan yang diamanatkan kongres pada Juni, kata Menteri Energi Jennifer Granholm kepada anggota parlemen pada Kamis (11/5).
Namun demikian, kekhawatiran perlambatan ekonomi global membatasi kenaikan harga minyak.
Aksi jual baru-baru ini di pasar minyak terlihat terlalu berlebihan dan faktanya adalah bahwa aksi harga tidak sinkron dengan fundamental minyak, menurut catatan penelitian oleh PVM Oil Associates pada Senin (15/5).
"Akibatnya, ada sedikit keraguan bahwa harga minyak jauh di bawah apa yang dianggap sebagian besar sebagai nilai wajar dan koreksi hanya masalah waktu," kata laporan oleh PVM Oil Associates.
Baca juga: Minyak turun, kekhawatiran ekonomi alihkan fokus pengetatan pasokan
Baca juga: Minyak turun, kekhawatiran ekonomi imbangi prospek pasokan lebih ketat
Baca juga: Minyak jatuh di perdagangan Asia, siap untuk penurunan mingguan ke-4
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023