Jakarta (ANTARA) - Tim gabungan dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia, Basarnas dan TNI, Sabtu sore berhasil menemukan korban keempat yang terperangkap dalam basement gedung Plaza UOB Jalan MH. Thamrin, Jakarta.
Korban keempat itu bernama Herdian (28) yang bekerja sebagai petugas house keeping di gedung itu.
Tim gabungan bekerja penuh sejak Kamis (17/1) untuk mencari karyawan yang diduga terjebak dalam empat lantai basement gedung UOB.
Herdian ditemukan sudah tidak bernyawa setelah Sabtu paginya petugas juga berhasil menemukan petugas house keeping lainnya, Abdul Haris (24).
Dua pegawai lainnya sudah lebih dulu diselamatkan dan kini dirawat di Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Mereka adalah Tri Santoso dan Tito.
Herdian ditemukan tewas di Basement Satu, Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB.
"Dia ditemukan tewas di basement satu, salah satu koridor menuju pintu ke luar," kata GM Building Plaza UOB Bangga Nirwan Jaya di Jakarta, Sabtu.
Herdian adalah warga Jalan Menteng Wadas Utara, RT 4 RW 11, Pasa Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Terharu
Dheni Suncoko dari Komando Distrik Militer Jakarta Pusat, salah satu petugas yang mengevakuasi para korban banjir di basement Plaza UOB itu terharu karena berhasil mengevakuasi satu lagi korban selamat bernama Tito, Jumat malam.
"Kami merasa terharu, karena kami sebagai tim SAR bisa mengevakuasi korban dalam keadaan selamat, dan dapat mempersembahkan kepada keluarga korban sesuatu yang maksimal di mana kondisi korban seperti diinginkan keluarga," kata Dheni setelah mengevakuasi Tito, Sabtu dini hari.
Dheni bercerita, bersama empat rekannya dia menyelam menyusuri empat basement Plaza UOB yang terendam air banjir untuk menyelamatkan korban.
"Kami berlima menggunakan perahu. Satu orang di perahu menjaga tali, sedangkan saya dan tiga lainnya menyelam sambil memegang tali," kata dia.
Proses evakuasi korban menghadapi sejumlah kendala, antara lain tiadanya penerangan dan warna air yang keruh bercampur bensin serta solar kendaraan yang terjebak dalam lantai dasar gedung tersebut.
Dheni menyelam menggunakan tabung gas, pelampung, masker kaca mata, kaki katak, dan alat snorkling. Mental dan tekad kuat bermotif kemanusiaan menjadi modal utama bagi petugas dalam mengevakuasi korban.
Saat proses evakuasi berlangsung, Tito, menurut dia, memandu petugas dengan berteriak. Korban ditemukan di basement 1 dalam waktu 45 menit sejak penyelaman.
Dheni mengungkapkan, Tito bertahan dari banjir karena berpegangan pada pipa paralon di basement 1 area parkir Plaza UOB. Saat itu, korban terus berupaya mencari udara di atas pipa.
"Badannya tidur di atas pipa yang terendam air dan berpegangan terus, hanya kepalanya saja naik turun mencoba bernapas. Intinya kami bersyukur korban selamat," kata dia.
Saat ditemukan para penyelamatnya, Tito mengenakan pakaian teknisi warna biru. Kondisi badannya lemas. Begitu berhasil dievakuasi, dia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Dheni menyebut selamatnya korban sebagai kehendak Tuhan. Menurut dia, andai pun dirinya tidak menemukan korban, jika Tuhan berkehendak, maka korban akan tetap selamat ditolong orang lain.
"Tanpa mukjizat Tuhan tidak mungkin bisa selamat. Orang mungkin berpikir, mana mungkin selamat dalam waktu 1 x 24 jam," kata Dheni.
Lantai basement Plaza UOB terendam banjir akibat jebolnya Tanggul Latuharhary Kamis lalu. Bak air bah, banjir itu langsung memenuhi basement" gedung tersebut.
Evaluasi
Segera setelah itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan untuk mengevaluasi sistem keamanan gedung Plaza UOB.
"Saat ini, kita masih fokus evakuasi korban. Kalau banjirnya sudah selesai, kita akan evaluasi sistem keamanan di gedung ini," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Gedung UOB Plaza, Sabtu.
Jokowi melanjutkan, "Kita akan mengecek apakah gedung ini sudah sesuai aturan atau belum, dari sistem pengamanan dan lain-lain."
Pemerintah Provinsi DKI akan mengevaluasi sistem keamanan yang diterapkan di gedung itu, diantaranya dalam soal pengamanan basement, sistem pemadam kebakaran dan sumur resapan.
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyebut penyebab musibah di Gedung UOB itu adalah jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat di dekat Jl. Latuharhary dengan kelebaran hingga 40 meter.
"Air yang besar dan dahyat seperti tsunami masuk ke basement UOB," katanya.
Sutiyoso menilai gedung tersebut paling dekat dengan banjir kanal barat dan gedung inilah yang pertama kali terkena oleh air berdebit dari tanggul yang jebol tersebut.
"Ini musibah, tapi semua kejadian itu menjadi pelajaran bagi kita semua, Kita tidak pernah menyangka bahwa basement akan dilabrak oleh air seperti ini," katanya.
Sutiyoso menilai Gedung Plaza UOB sudah memenuhi persyaratan lengkap untuk mendirikan sebuah bangunan seperti IMB dan Amdal.
(A063/R021/N001)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013