BMKG mengumumkan memang beberapa tahun kemarin terjadi kemarau basah, tapi tahun ini diprakirakan akan kemarau kering.Ngawi (ANTARA) - Animo petani untuk menanam tembakau di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, meningkat dibandingkan tahun lalu seiring dengan dukungan informasi dari BMKG yang memprediksi akan terjadi musim kemarau kering pada 2023.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi Sojo mengatakan, BMKG memprediksi tahun ini terjadi kemarau kering, tidak seperti tahun lalu yang terjadi kemarau basah. Kondisi musim kemarau kering tersebut sangat mendukung pertumbuhan tembakau yang muaranya adalah keuntungan bagi petani.
"BMKG mengumumkan memang beberapa tahun kemarin terjadi kemarau basah, tapi tahun ini diprakirakan akan kemarau kering," ujar Sojo di Ngawi, Senin.
Baca juga: Magetan terima dana Rp6 miliar untuk pengembangan tembakau lokal
Menanggapi hal itu, sejumlah petani tembakau di daerah sentra telah mempersiapkan lahannya untuk melakukan penanaman. Memang agak sedikit mundur dari April, karena menunggu hingga curah hujan berkurang.
Selain itu, tingginya animo menanam tembakau juga didukung oleh penggantian pola tanam padi terus menerus yang berisiko terdampak hama, penurunan kesuburan tanah, dan gagal panen karena kekurangan irigasi.
"Selama ini padi, petani sudah merasakan terlalu banyak hama penyakit yang menyerang karena pola tanam terusan padi, sehingga tanah tidak sempat kering. Karenanya sekarang mulai beralih ke tembakau," kata Sojo.
Ia menjelaskan pada 2022, terdaftar lahan tanam tembakau di Ngawi mencapai 1.200 hektare dan terealisasi 600 hektare berhasil panen karena banyak tanaman tembakau yang rusak karena musim kemarau basah.
"Memasuki musim kemarau tahun 2023, luas lahan tanam tembakau di Ngawi diperkirakan bisa mencapai 1.500 hektare," katanya.
Alasan lain luas lahan tanam tembakau meningkat juga disebabkan karena pemasarannya lebih mudah dan harganya tinggi. Tahun lalu, petani Kabupaten Ngawi mendapat harga jual yang cukup bagus, yakni di kisaran Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram untuk daun tembakau rajang kering dengan jumlah produksi mencapai 1 ton per hektare.
Baca juga: Luas tanam komoditas tembakau di Kabupaten Madiun meningkat
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi menyatakan pihaknya sangat mendukung petani setempat menanam tembakau saat musim kemarau. Selain untuk memutus rantai penyebaran hama dan meningkatkan kesuburan tanah, petani juga lebih untung saat menanam tembakau jika dibandingkan tanaman pangan.
"Kami sangat mendukung dan ingin mengembalikan masa kejayaan tembakau di Ngawi. Diperkirakan Mei dan Juni ini petani mulai tanam dengan total sekitar 1.400 hingga 1.500 hektare," kata Supardi.
Guna membantu petani tembakau, Dinas Pertanian berupaya memberikan pendampingan agar hasil tanam dapat maksimal.
Sentra tanam tembakau di Ngawi meliputi Kecamatan Karangkati, Pangkur, Padas, dan Bringin, serta beberapa titik rintisan di Jogorogo, Kendal, Sine, dan Ngrambe.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023