Kapal pengintai memasuki perairan sekitar kepulauan dikenal di Jepang sebagai Senkaku dan China menamakannya Diaoyu segera setelah pukul 09.30 waktu setempat (24.00 WIB), kata Penjaga Pantai dalam pernyataan.
Kapal-kapal itu dipergoki oleh kapal-kapal Penjaga Pantai Jepang yang sedang melakukan patroli daerah-daerah sekitar kepulauan di Laut China Timur, yang dikuasai Tokyo tetapi diklaim China, kata seorang pejabat Penjaga Pantai.
Kapal-kapal China berulang-ulang memasuki perairan itu sejak Jepang menasionalisasi gugusan pulau itu September tahun lalu, satu tindakan yang memicu kemarahan dan demonstrasi-demonstrasi di China.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, yang berbicara dalam satu jumpa wartawan bersama dengan Menlu Jepang Fumio Kishida di Washington, Jumat, mengatakan daerah yang disengketakan itu berada di bawah pemerintah Jepang dan karena itu dilindungi berdasarkan satu perjanjian keamanan Amerika Serikat dengan Tokyo.
"Kami menentang tindakan-tindakan sepihak yang akan berusaha mengganggu pemerintah Jepang," kata Hillary.
Hillary tidak menyebut secara langsung nama Beijing tetapi mengatakan, "Kami menginginkan China dan jepang menyelesaikan masalah itu secara damai melalui dialog."
"Kami tidak ingin adanya tindakan oleh siapapun yang dapat meningkatkan ketegangan atau hasil yang salah perhitungan yang akan mengganggu perdamaian, keamanan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini," katanya.
Amerika Serikat mwnegaskan pihaknya netral mengenai kedaulatan akhir atas kepulauan itu.
China berulang-ulang mengecam sikap AS dan pengiriman kapal-kapal pengawas maritim ke daerah yang kaya gas yang dikuasai secara efektif oleh Jepang.
Kishida dalam pertemuan itu menyebut hubungan dengan Beijing sebagai "salah satu paling penting" bagi Jepang.
"Kendatipun Jepang tidak akan menyerah dan akan mempertahankan sikap funadamental kami bahwa kepulauan Senkaku adalah satu wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari Jepang, kami akan menanggapi dengan tenang agar tidak memprovokasi China," kata Kishida.
(H-RN)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013