“Teknologi rekayasa JAH Culture dapat membantu meningkatkan tingkat produksi dan hasil panen pada beragam komoditas hortikultura maupun perikanan. Unitatem Cultura tidak memerlukan sumber energi tambahan dan akan terus didaur ulang dan digunakan kembali untuk meminimalkan limbah,” kata CEO dan Co-Founder Jah Tech Tan Chong Hui saat acara Cultivating A Sustainable Future with JAH Cultura di Jakarta, Senin.
Tan menjelaskan Unitatem, teknologi yang digunakan JAH Cultura untuk menjaga kualitas air dihasilkan oleh keramik jenis alloy yang terbukti memberikan sifat peningkatan untuk menghasilkan sel punca, pertumbuhan tanaman dan meningkatkan pertumbuhan.
Lempengan Unitatem tersebut tidak memerlukan sumber energi tambahan karena medan yang dipancarkan melalui lapisan keramik tersebut merupakan frekuensi gelombang alami yang mampu mengurangi gugus molekul air untuk penyerapan yang lebih baik, mendukung kualitas tanah dan mempengaruhi benih untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
“Studi kelayakan efek air olahan JAH Cultura terhadap pertumbuhan sayuran yakni peningkatan hasil sebesar 21,42 persen untuk benih pakcoy yang diberi perlakuan dan tanaman pokcoy yang ditanam dengan air yang diolah menunjukkan hasil yang meningkat sebesar 18,5 persen di bawah kondisi laboratorium,” ucapnya.
Sedangkan pada akuakultur, Unitatem digunakan untuk mengolah air dan pelet ikan. Pelet ikan yang diberi perlakuan, berdampak positif pada peningkatan nafsu makan dan perilaku yang lebih aktif dan lincah. Lalu pada sistem pemeliharan filter air dapat membantu penyembuhan pada ikan
Menanggapi inovasi JAH Cultura tersebut, Direktur Perbenihan Kementerian Pertanian Inti Pertiwi Nashwari menawarkan agar Unitatem diujicobakan di Indonesia dan apabila terbukti dapat meningkatkan produksivitas pertanian, dapat dipertimbangkan untuk diadaptasi di Indonesia.
“Kami mendukung setiap kegiatan dan upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas produk hortikultura Indonesia,” ucapnya.
Senada, Analis Akuakultur Balai Besar Budidaya Perikanan Air Tawar Sukabumi Kementerian Kelautan dan Perikanan Ade Sunarma menyampaikan penyediaan air yang bagus bagi ikan turut menjadi kunci keberhasilan budidaya ikan.
“Kalau kita dengar dari JAH, memang cukup menjanjikan bagaimana kita bisa memperbaiki kualitas air. Hanya memang nanti dihadapkan pada seberapa basar volume air yang bisa diperbaiki, apalagi di dalam kolam air yang mengalir,” tuturnya.
Baca juga: Daur ulang tailwater di Tangshan China tingkatkan produksi akuakultur
Baca juga: OCBC NISP kembangkan ekosistem akuakultur lewat dukungan pembiayaan
Baca juga: Startup Delos siap dukung petambak dengan teknologi berbasis sains
Baca juga: KKP gandeng akademisi bangun akuakultur berbasis ekonomi biru
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023