Ambon (ANTARA) - Masyarakat Maluku di wilayah Kulur, Saparua, Tiouw, Porto, dan Haria memperingati Hari Pattimura ke-206 tahun pada 15 Mei 2023 dengan melakukan kegiatan Lari Obor, berupa arak-arakan obor dari satu negeri (desa) ke negeri lainnya.

"Ini merupakan agenda setiap tahun di Saparua dan sekitarnya," ujar salah satu warga, Ona Sahuleka saat dihubungi dari Ambon, Senin.

Hal itu dilakukan sebagai wujud kobaran semangat patriotik Kapitan Pattimura dalam melawan dan mengusir penjajah dari bumi raja-raja.

Ia menjelaskan rangkaian prosesi perayaan dan peringatan Hari Pattimura ke 206 tahun telah dimulai Minggu 14 Mei 2023 dengan pembuatan api Pattimura oleh para pemangku adat setempat. di Gunung Saniri, Negeri (desa) Tuhaha, Pulau Saparua.

"Untuk acara ini kami sangat antusias meski harus berjalan menanjak sekitar tiga kilometer dari pintu masuk Gunung Saniri," katanya.

Setelah pembuatan api Pattimura oleh Pemangku Adat, Obor Pattimura diarak mengelilingi negeri Kulur, Saparua, Tiouw, Porto dan Haria.

Mengawali arak-arakan tersebut Kepala Adat Negeri Tuhaha memberikan Api Pattimura ke Obor Pattimura yang kemudian diserahkan ke Raja Negeri Tuhaha, Yance Sasabone.

"Dari Negeri Tuhaha kemudian obor ini akan diarak menuju Negeri Kulur, yang masih di Gunung Saniri," ujar Yance Sasabone.

Prosesi lari obor ini diiringi dengan suguhan Cakalele atau atraksi kebal benda tajam oleh para anak adat serta tabuhan tifa dan tiupan tahuri.

Obor Pattimura diarak mengelilingi Pulau Saparua (Antara/HO-Onana)

Tiba di Baileo (Rumah singgah) Negeri Saparua, obor diserahkan oleh Negeri Kulur ke Saparua, diwakilkan Kepala Saniri. Selanjutnya, dari Saparua akan diberikan ke Tiouw, lanjut Porto dan ke Haria.

Terakhir, obor Pattimura dibawa ke Waisisil yang selanjutnya akan dibawa ke Lapangan Saparua untuk upacara Peringatan Hari Pattimura.

Sementara itu Gubernur Maluku Murad Ismail dalam upacara peringatan Hari Pattimura ke 206 di Kota Ambon menyampaikan generasi muda Maluku saat ini harus menjadikan sosok Kapitan Pattimura sebagai teladan demi kemajuan Maluku.

"Didorong oleh semangat serta gelora perjuangan yang membara, Pattimura dan rekan-rekan seperjuangannya terus maju pantang mundur," kata dia.

Hal itu menunjukkan bahwa semangat juang dan patriotisme adalah kekuatan yang membawa kemenangan. Nilai-nilai perjuangan inilah yang patut terus dikobarkan dan digelorakan khususnya pada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa.

"'Pattimura-Pattimura' muda harus bangkit dan terus berjuang untuk negeri Maluku tercinta dan untuk Indonesia Raya,” katanya.

Kapitan Pattimura atau Patimura adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Haria, Saparua, Maluku. Patimura lahir pada 8 Juni 1783 di Saparua dengan nama asli Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia.

Orangtuanya ialah Frans Matulessia dan Fransina Tilahoi. Dia memiliki seorang adik laki-laki bernama Yohanis.

Masyarakat Maluku khususnya Pulau Saparua sendiri menjadikan Kapitan Pattimura sebagai teladan dalam kehidupan berbangsa.

Semangat Kapitan Pattimura seolah menumbuhkan jiwa patriotisme pada diri setiap anak Maluku.

Baca juga: "Duurstede Festival" diharapkan dongkrak pariwisata Kepulauan Lease

Baca juga: Warga Maluku di Manokwari peringati 205 tahun Pattimura

Baca juga: Peringati perjuangan Pattimura warga Maluku gelar adat "Bambu Gila"

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023