Selain itu, banyak lampu jalan dan lampu pengatur lalu lintas yang mati.
Jakarta (ANTARA News) - Hari ketiga sejak banjir menerjang Jakarta pada Kamis (17/1), suasana lalu lintas ibu kota lengang dari berbagai aktivitas yang biasanya sibuk dan padat.
Berdasarkan pantauan ANTARA, arus lalu lintas pada Sabtu di jalan-jalan protokol tidak sepadat biasanya. Bahkan ruas Jalan MH Thamrin-Sudirman dan Rasuna Said yang merupakan kawasan bisnis, juga terlihat lengang dari yang biasanya macet.
Suasana ibu kota di pagi hari di kawasan bisnis itu dihiasi oleh pejalan kaki dan sejumlah kendaraan bermotor yang lalu lalang. Hanya ada beberapa orang bersepeda yang melintasi jalan tersebut.
"Saya dengan teman saya bersepeda dari daerah Kuningan menuju kawasan Menteng. Untuk berolahraga setelah daerah di sekitar rumah yang sebelumnya kebanjiran sudah surut," kata Doni karyawan swasta yang tinggal di Setiabudi.
Selain itu, banyak lampu jalan dan lampu pengatur lalu lintas yang mati.
Diduga, pada Sabtu banyak warga Jakarta yang memilih berdiam diri di rumah karena kebanjiran dan membersihkan perabotan-peraborannya yang terendam air.
Traffic Management Center (TMC) Polda Metro menyebutkan sampai pukul 07.45 WIB, banjir sekitar 30-40 sentimeter masih terlihat di lampur merah Puri Kembangan.
Kemudian pada pukul 06.55 Genangan air wilayah Jakarta Timur, terjadi di Bidara Cina Jalan Otista, Jatinegara barat
Sementara itu, Kantor Dispenda Samsat Jakarta barat hari Sabtu belum bisa melayani masyarakat karena akses menuju /jalur masih terendam banjir.
Sedangkan genangan air di Wilayah Jakarta Selatan berada di Jalan Abdullah Syafei dengan ketinggian satu meter.
Genangan air yang masih terlihat di Jakarta Barat, yakni, Jalan Hayam Wuruk, dan Jalan Olimo-Asemka.
TMC juga melaporkan sampai pukul 07.26 WIB, Tol bandara KM 24 jalur bawah masih terendam air dengan ketinggian 40 centimeter lalu lintas hingga kendaraan dialihkan ke jalur atas.
Sebelumnya, hujan deras yang melanda ibukota sejak Kamis dini hari telah menyebabkan Jakarta kebanjiran. Beberapa wilayah di Jakarta terendam banjir yang tingginya hingga mencapai atap rumah.
Banjir dan arus air yang deras juga telah menjebol tanggul Kanal Banjir Barat di kawasan Latuharhary. Kanal Banjir Barat tidak mampu menahan aliran deras sehingga air meluap melewati tanggul beton dan menerjang tanggul tanah yang ada di sebelah tanggul beton.
Jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat di kawasan Latuharhary telah menyebabkan air menggenangi jantung ibukota seperti Bundaran Hotel Indonesia. Air juga sempat menggenangi Istana Presiden yang berada di Jalan Medan Merdeka Utara.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menyatakan kondisi tanggap darurat banjir selama 10 hari terhitung sejak 17 Januari 2013 hingga 27 Januari 2013.
(A063)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013