Bayangkan satu MCK untuk 2.000 pengungsi ini tidak manusiawi dan dari segi kesehatan maupun sanitasi tidak higienis."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, tempat mandi cuci dan kakus (MCK) untuk pengungsi harus diperbanyak karena merupakan kebutuhan dasar tapi saat ini jumlahnya sangat sedikit dibandingkan jumlah pengungsi.
"Keluhan yang kami terima masalah MCK dan air, juga penerangan, diusahakan MCK besok mudah-mudahan ditambah," kata Mensos saat meninjau posko pengungsi di perumahan Duta Indah Rawa Buaya Jakarta Barat, Jumat malam.
Mensos mengatakan, MCK dan air bersih merupakan kebutuhan mendasar. Di posko tersebut hanya memiliki satu MCK yang dipergunakan lebih dari 2.000 pengungsi korban banjir.
"Bayangkan satu MCK untuk 2.000 pengungsi ini tidak manusiawi dan dari segi kesehatan maupun sanitasi tidak higienis," tambah Mensos.
Menurut Mensos, idealnya paling sedikit tidak kurang dari 10 MCK harus ada di posko tersebut.
Kebutuhan MCK di pengungsian merupakan tupoksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sementara Kementerian Sosial mengurus kebutuhan dasar tanggap darurat seperti makanan, tenda, family kit dan selimut.
"Kalau kebutuhan tanggap darurat kita cepat salurkan. Tapi masalah MCK dan air ini juga harus ditambah karena merupakan kebutuhan dasar," kata dia.
Salah seorang pengungsi, Narti mengatakan ia sudah tiga hari tidak mandi karena tidak ada tersedia air.
"Air ada tapi tidak cukup, jadi maaf ya kalau agak bau karena sudah tiga hari tidak mandi," kata Narti.
Hal senada dikatakan Rusdi, pengungsi korban banjir. Karena air dan MCK yang kurang dikhawatirkan kesehatan anak-anak akan terganggu.
"Yang kasihan anak-anak, mau buang air susah mandi juga tidak bisa," ujar Rusdi. (D016/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013