Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mendistribusikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan baduta yang terindikasi stunting di wilayah Temanggung, Jawa Tengah.
“Kegiatan kick off Bergerak Bersama Atasi Stunting di Kabupaten Temanggung difokuskan kepada PMT pada ibu hamil dengan KEK dan menyusui serta anak-anak baduta yang terindikasi stunting selama 90 hari,” kata Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Eka Sulistia Ediningsih dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu.
Eka mengatakan PMT tersebut dilakukan melalui Dapur Sehat yang sudah disediakan di setiap desa/kelurahan.
Pendistribusian PMT itu merupakan tindak lanjut bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung setelah menerima hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan e-PPGBM. Menurut SSGI Tahun 2022, prevalensi angka stunting di Temanggung mencapai angka 28,9 persen, melebihi rata-rata prevalensi stunting Provinsi Jawa Tengah 20,8 persen.
Sedangkan capaian berdasarkan e-PPGM Kabupaten Temanggung pada bulan Januari 2023 sebesar 17,28 persen. Karena itu selain PMT juga diberikan tablet penambah darah untuk ibu hamil dengan KEK dan remaja putri berusia tujuh sampai 12 tahun, serta penambah nafsu makan untuk anak-anak baduta.
Baca juga: BKKBN: Pastikan PMT dikonsumsi ibu dan bayi untuk cegah stunting
“Kami juga mengkampanyekan Jo Kawin Bocah dengan maksud supaya pernikahan pada anak tidak terjadi lagi,” ucapnya.
Eka menambahkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Temanggung juga telah ikut terlibat langsung dalam memastikan PMT dikonsumsi tepat sasaran, sambil memberikan edukasi mengenai sanitasi dan hidup sehat.
“TPPS di Kabupaten Temanggung yang inovatif dan kreatif ini diharapkan akan bersinergi dengan dari pusat sampai kabupaten/kota untuk bersama-sama keluar dari zona stunting, khususnya Kabupaten Temanggung,” ujarnya.
Pelaksana Harian Asisten Pemprov Jawa Tengah Ihwan Sudrajat menyoroti prevalensi angka stunting di Kabupaten Temanggung yang cukup tinggi akibat masih banyak ibu-ibu hamil kurang memperhatikan asupan gizi.
Ia menilai stunting merupakan masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi secara yang bersamaan (double burden malnutrition), sehingga amat merugikan keluarga karena berkaitan erat dengan kemiskinan.
Baca juga: BKKBN minta kepala desa gunakan maksimal 4 pendanaan atasi "stunting"
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023