"Indonesia selaku Ketua ASEAN diundang sebagai salah satu pembicara utama dalam Pertemuan Indo-Pacific Ministerial Forum," kata Retno dalam keterangan pers dari Stockholm yang diterima di Jakarta, Minggu.
Swedia saat ini memegang presidensi Uni Eropa dan di sela-sela pertemuan, Retno mengelar pertemuan dengan 22 menteri luar negeri atau setingkat menteri luar negeri.
Pertemuan Forum Tingkat Menteri untuk Kerja Sama di Indo-Pasifik Uni Eropa merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan di Paris, ketika itu Indonesia juga diminta sebagai pembicara utama.
Pada pertemuan itu, Retno mengatakan bahwa kolaborasi di Indo-Pasifik merupakan salah satu isu yang dibahas pada KTT ke-42 ASEAN dan ASEAN tidak ingin melihat Indo-Pasifik menjadi teater rivalitas kekuatan besar.
"Oleh karena itu, kita semua harus bekerja sama untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai dan sejahtera, termasuk upaya yang harus dilakukan melalui forum ini," kata Retno.
Menurut Retno, ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara tanpa kecuali atau inklusif dan ada syarat yang harus dipenuhi yakni penghormatan terhadap hukum internasional dan paradigma kolaborasi harus diadopsi oleh semuanya. "Dua prinsip ini terus dipegang teguh oleh ASEAN selama setengah abad dan memang yang cocok untuk diterapkan di Indo-Pasifik," ucapnya.
Retno menekankan bahwa engagement dengan Indo-Pasifik harus inklusif, sehingga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di Indo-Pasifik harus dapat dinikmati oleh semua.
Selain itu, kata Retno, kerja sama di Indo-Pasifik harus konkret dan bermanfaat bagi rakyat serta harus bersifat forward looking untuk mengatasi berbagai tantangan di masa depan.
Pada pertemuan itu menlu juga mengundang semua negara yang hadir, terutama dari kalangan bisnis, untuk menghadiri ASEAN-Indo-Pacific Infrastructure Forum yang akan berlangsung di Jakarta pada September mendatang dan akan dilakukan back-to-back dengan KTT ke-43 ASEAN.
ASEAN-Indo-Pacific Infrastructure Forum merupakan sebuah platform yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan potensi kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: Utusan Ceko: Uni Eropa bebas dan inklusif, tidak anti China
Baca juga: Dampak krisis Rusia-Ukraina, Uni Eropa akan fokus pada Indo-Pasifik
Baca juga: Uni Eropa dukung ASEAN untuk mengatasi krisis Myanmar
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023