Secara teknikal kenaikan IHSG BEI hari ini merupakan breakout resistance...
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup naik ke posisi 4.465 poin sekaligus mencetak harga tertinggi sepanjang sejarah (highest high).

IHSG BEI ditutup naik 67,10 poin atau 1,53 persen ke posisi 4.465,48. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 14,62 poin (1,94 persen) ke level 766,92.

"Secara teknikal kenaikan IHSG BEI hari ini merupakan breakout resistance sekaligus mencetak highest high," kata analis e-Trading Securities Andrew Argado di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, pelaku pasar asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp564.58 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli antara lain Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Unilever (UNVR), dan Bank Mandiri (BMRI).

Ia memproyeksikan, besar kemungkinan IHSG BEI kembali mengalami penguatan pada awal pekan mendatang (Senin, 21/1).

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menambahkan, IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini didorong oleh kenaikan bursa AS (Wallstreet).

"Penguatan itu didorong oleh beberapa data ekonomi yang bagus, seperti data perumahan dan tunjangan pengangguran. Data ekonomi dan laporan keuangan beberapa emiten yang bagus itu mendorong penguatan komoditi," kata dia.

Ia menambahkan, aliran dana asing diperkirakan masih akan menjadi penggerak indeks BEI pekan depan di kisaran 4.430-4.480 poin.

Frekuensi perdagangan saham di BEI sebanyak 144.854 kali transaksi dengan volume mencapai 3,493 miliar lembar saham senilai Rp4,273 triliun. Saham yang mengalami penguatan sebanyak 156 saham, sementara yang tertekan 98 saham, dan 108 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng menguat 262,02 poin (1,12 persen) ke level 23.601,78, indeks Nikkei-225 naik 303,66 poin (2,86 persen) ke level 10.913,30, dan Straits Times menguat 16,12 poin (0,50 persen) ke level 3.211,22.

(Ant)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013