Jakarta (ANTARA) - Apple dikabarkan akan mengalami keterlambatan produksi untuk headset realitas campurannya yang diduga bernama Reality Pro.
Hal itu diungkap pertama kali oleh Wall Street Journal seperti dilaporkan Gizmochina, Sabtu (13/5).
Keterlambatan produksi dikonfirmasi dari sumber rantai pasok yang tidak mau disebutkan namanya dan mengungkap bahwa keterlambatan itu tentu berdampak pada rencana peluncuran dan ketersediaan perangkat di pasar nantinya.
Adapun keterlambatan produksi itu rupanya turut dipengaruhi oleh kekhawatiran internal khususnya terkait integrasi perangkat lunak di antara perangkat fisik.
Baca juga: Apple lawan gugatan Rp29 triliun atas "throttling" jutaan iPhone
Meski begitu, Apple nampaknya tetap menjalankan rencana untuk mengenalkan headset realitas campurannya tersebut dalam ajang Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) di 5-9 Juni 2023.
Jika benar hal itu dilakukan, maka ini menjadi langkah berbeda yang diambil Apple dalam merilis produk karena Apple biasanya mengumumkan produk saat produk benar-benar sudah masuk dalam tahapan produksi.
Selain membahas keterlambatan produksi, laporan tersebut juga mengonfirmasi rumor sebelumnya yaitu headset Reality Pro akan memiliki baterai terpisah.
Desain yang berbeda itu juga menjadi perbedaan baru yang dibawa Apple mengingat untuk perangkat elektronik lainnya mereka terbiasa mengintegrasikan komponen agar terlihat lebih mulus.
Diperkirakan perangkat ini akan meluncur dengan harga yang tinggi senilai 3000 dolar AS (setara Rp44,5 juta).
Baca juga: Pemasok isyaratkan iPhone 15 Pro batal hadirkan tombol "solid-state"
Baca juga: Penjualan iPhone amankan pendapatan Apple di kuartal I 2023
Baca juga: Apple rilis hasil keuangan kuartal kedua tahun fiskal 2023
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023