bukan takut sama banjirnya, tapi takut macet dan lalu mobil saya mogok terkena banjir"

"Kemarin saya masuk kantor, sudah datang pagi-pagi karena takut macet di jalanan. Eh, ternyata kantor hanya sampai setengah hari, karena takut banjir makin tinggi," kata Resita Ledi di Kuningan, Jumat.

Resita yang berkantor di Jalan Rasuna Said, Kuningan dan berdomisili di Ciputat, mengaku sempat was-was andai banjir masih menggenang hingga pagi ini.

"Kemarin di depan kantor banjirnya sampai selutut, rasanya geli, jijik, campur takut waktu lewat situ. Tapi hari ini harus tetap bekerja karena takut kerjaan menumpuk," jelas Resita.

Serupa dengan Resita yang hanya bekerja setengah hari, Bernadet yang berdomisili di Cibubur tidak resah oleh banjir yang melanda sejumlah ruas jalan protokol Kamis kemarin.

"Jujur, kalau saya cepat-cepat pulang bukan takut sama banjirnya, tapi takut macet dan lalu mobil saya mogok terkena banjir," kata karyawati satu bank di Jalan Sudirman ini.

Sebelum muka air banjir makin tinggi, Bernadet memilih langsung pulang dan membawa tugas-tugas kantornya ke rumah untuk dikerjakan di sana.

"Banjir atau tidak, harus tetap bekerja. 'Deadline' nggak bisa 'nunggu'," tegas Bernadet.

Beda cerita dengan Sofyan Hendrik yang berdomisili di Cimanggis.

"Saya kemarin akhirnya tidak 'ngantor', soalnya terjebak macet di jalan sampai tiga jam, sudah stres, saya akhirnya putar balik pulang saja," jelas Sofyan.

Pria yang berkantor di Kuningan ini dia tetap bekerja hari ini, meskipun beberapa teman kantornya memutuskan cuti atau ijin tidak masuk kantor karena takut banjir masih menggenangi ibukota.

"Meski ada godaan untuk bolos kantor apalagi hari ini sudah 'weekend', saya harus tetap ke kantor karena ada banyak 'meeting' yang tidak bisa saya tinggalkan. Takut kena macet, saya berangkat dari rumah jam lima lewat," demikian Sofyan.

(M048)

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013