Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura II (Persero) dan Badan Perdagangan dan Pengembangan AS (United States Trade and Development Agency/USTDA) menjajaki kerja sama dalam pengembangan infrastruktur dan layanan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

PT Angkasa Pura (AP) II merupakan pengelola 20 bandara di Indonesia, termasuk Bandara Soekarno-Hatta. Sementara USTDA merupakan lembaga asal Amerika Serikat (AS) yang mendukung pengembangan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

"AP II dan USTDA dapat bersama-sama melakukan studi banding di ketiga bandara di AS untuk meningkatkan optimalisasi tiga runway di Bandara Soekarno-Hatta," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Studi banding dapat meliputi prosedur operasional runway, infrastruktur pendukung runway seperti rapid exit taxiway, dan operasional secara keseluruhan.

"Ke depannya kami akan mengoperasikan seluruh runway di Bandara Soekarno-Hatta dapat melakukan take off dan landing secara bersamaan. Tentunya ini juga berkoordinasi dengan AirNav Indonesia," kata Awaluddin.

Sebelumnya, Awaluddin beserta jajaran bertemu dengan Senior Country Manager Indo-Pacific Region USTDA Alissa Lee-Barden beserta jajaran dan perwakilan dari US Southeast Asia And Pacific Aviation Cooperation Program (ACP) di Kantor Pusat AP II, Tangerang, Banten, Jumat (12/5).

AP II menyebut saat ini Bandara Soekarno-Hatta memiliki tiga terminal, yakni terminal 1, terminal 2, dan terminal 3 dengan jumlah penumpang yang dilayani tertinggi adalah 112 juta penumpang per tahun sebelum adanya pandemi COVID-19.

Dari sisi udara (air side), Bandara Soekarno-Hatta menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang diperkuat dengan tiga runway.

Adapun profil sisi udara Bandara Soekarno-Hatta yang memiliki tiga runway itu sama dengan di Bandara Seattle-Tacoma (Seattle), Bandara Phoenix-Sky Harbor (Phoenix), dan Bandara San Francisco.

Awaluddin juga memaparkan dalam pertemuan itu bahwa saat ini AP II memiliki lini bisnis utama sebagai operator 20 bandara, yang didukung anak usaha di bidang properti dan infrastruktur, kargo, ground handling, bisnis lounge penumpang pesawat, dan lain sebagainya.

"AP II saat ini adalah operator bandara terbesar di Indonesia yang mengelola 20 bandara, dengan pangsa pasar lalu lintas penerbangan mencapai 45,6 persen," ujarnya.

Bandara yang dikelola AP II salah satunya Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia.

"Pengembangan yang dilakukan saat ini di Bandara Soekarno-Hatta termasuk revitalisasi terminal penumpang yang ada, dan ke depannya adalah pembangunan terminal 4 untuk dapat melayani lebih dari 120 juta penumpang per tahun dalam jangka panjang," ungkap Awaluddin.

Dalam kesempatan sama, Alissa Lee-Barden mengatakan portofolio USTDA, di antaranya pada bidang infrastruktur bandara. USTDA dapat mendukung pengembangan bandara mulai dari tahap perencanaan, hingga melakukan modernisasi dan ekspansi.

"USTDA melakukan airport feasibility and master planning, modernization and expansion, engineering and design serta safety and security," kata dia.

USTDA juga berpengalaman di bidang keamanan bandara seperti dalam memodernisasi dan mendesain titik keamanan (security checkpoint), pemeriksaan (screening) penumpang dan bagasi penumpang serta pengembangan prosedur aviation security (Avsec).

Selain itu, USTDA dapat mendukung peralatan dan kendaraan untuk pemeliharaan runway serta peralatan dan kendaraan untuk keadaan darurat.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023