"Belajar di kampus luar negeri menuntut mahasiswa lebih mandiri. Itu yang saya rasakan ketika mengikuti program IISMA di Korea University, " ujar seorang peserta IISMA dari Universitas Prasetiya Mulya , William Hanlim, di Jakarta, Sabtu.
William menjelaskan gaya belajar di Korea berbeda dengan di Tanah Air. Jika belajar di Tanah Air lebih banyak belajar seperti di sekolah, sementara di luar negeri lebih banyak diskusi.
Dia menilai masyarakat Korea lebih berjiwa kompetitif dan ambisius. Sehingga, secara budaya memiliki perbedaan dengan masyarakat di Indonesia.
Terkait cara untuk lolos menjadi penerima beasiswa IISMA, William memberikan beberapa masukan, yakni mengenai kemampuan bahasa Inggris dan menghadapi wawancara.
"Latihan bicara bahasa Inggris karena pas wawancara dilihat cara kelancarannya. Terus bisa memberikan tujuan yang jelas kenapa kita mau ke negara dan kampus tersebut. Tapi jangan kasih alasan yang ambigu dan kasih tahu apa kontribusi untuk negara kita," jelas William.
Baca juga: 295 Mahasiswa UI lolos program IISMA 2023
Baca juga: Kemendikbud: 1.692 penerima beasiswa IISMA siap jadi duta RI
Pengalaman serupa juga dialami oleh Nelson, yang turut mendapatkan beasiswa IISMA di Korea University. Nelson mengungkapkan budaya baca di Korea Selatan sangat tinggi.
Para mahasiswa di Korea Selatan, menurut Nelson, kerap menghabiskan waktunya untuk membaca di berbagai tempat.
"Beda budayanya soal belajar. Di sana orang belajar banget. Sebelum UTS dan UAS kafe dan perpustakaan penuh semua mendekati ujian. Kampusnya banyak ruang untuk belajar," tutur Nelson.
Pengaruh budaya belajar di Korea Selatan tersebut, kata Nelson, membuat dirinya menerapkan dalam pembelajaran.
Sementara itu, Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan STEM Universitas Prasetiya Mulya, Maydison Ginting, mengatakan IISMA memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dan pengetahuan di luar negeri.
"Mahasiswa akan mendapat pengalaman internasional dari perkuliahan di luar negeri yang berbeda dengan yang mereka jalani di Indonesia," kata Maydison.
Pihak perguruan tinggi, tidak akan membatasi jumlah mahasiswanya yang ingin daftar di IISMA maupun program MBKM lainnya. ***
Baca juga: Kemendikbud minta peserta IISMA 2023 berkontribusi bangun Indonesia
Baca juga: Dubes bidik 1.000 pelajar Indonesia belajar di Polandia pada 2025
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023