Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku turut menjadi korban banjir di DKI Jakarta, karena rumah miliknya di kawasan Kampung Melayu Besar, Tebet, terendam air dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa.
"Soal banjir Jakarta, walaupun saya di sini (Bandung), saya juga korban banjir di sana (Jakarta)," kata Ahmad Heryawan, di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Ditemui usai Pelantikan dan Pengukuhan Pejabat Eselon II, III, dan IV, di Aula Barat Gedung Sate, Heryawan menyatakan, setiap musim penghujan tiba rumahnya di Jakarta pasti terendam banjir.
"Tahun 2002 rumah saya kena banjir, tahun 2007 kena banjir dan tahun ini juga kena banjir," kata Heryawan.
Menurut dia, banjir paling parah yang dirasakan adalah tahun 2007 karena pada tahun tersebut rumahnya di Jakarta terendam hingga dua meter.
"Yang paling parah itu tahun 2007. Kalau sekarang cuma setinggi dada orang dewasa. Tahun 2007 itu lebih dari itu. Mungkin ini banjir siklus banjir lima tahunan di Jakarta," kata dia.
Ia menuturkan, saat banjir di Jakarta pada tahun 2002 dan 2007 Heryawan bersama keluarga mengungsikan barang-barang dan keluarga ke lantai dua rumahnya.
"Jadi waktu tahun 2002 dan 2007 itu rumah saya kebanjiran dan saya mengungsi ke lantai dua rumah saya," katanya.
Menurut dia, banjir yang terjadi di Jakarta juga akan terjadi di wilayah perbatasan Jabar-DKI Jakarta seperti wilayah Depok dan Bekasi.
Oleh karena itu, kata Heryawan, diperlukan tim bersama yang dibuat oleh pemerintah pusat dengan Pemprov Jabar dan DKI Jakarta untuk mengatasi persoalan banjir di ibu kota.
(KR-ASJ)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013