Beijing (ANTARA) - Sekelompok astronom internasional melakukan studi selama 17 bulan mengenai semburan gelombang radio cepat (fast radio burst/FRB) berulang dari sebuah galaksi jauh, mengungkapkan bahwa semburan gelombang itu mengubah medan magnetnya sebanyak dua kali, yang memberikan petunjuk atas asal-usulnya.
Perubahan magnetik itu kemungkinan mengindikasikan bahwa sumber FRB tersebut mengorbit dalam sistem bintang biner, dan bintang pendampingnya kemungkinan adalah sebuah lubang hitam atau bintang berukuran masif, kata tim ilmuwan tersebut dalam sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal Science pada Jumat (12/5).
FRB, semburan gelombang radio paling terang di alam semesta, merupakan transien berdurasi sangat singkat, yakni hanya beberapa milidetik. Namun, kepastian asal-usulnya belum jelas dan masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung.
Para ilmuwan dari Observatorium Astronomi Nasional di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, yang berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka dari luar negeri, menargetkan FRB berulang dan berkode FRB 20190520B, yang ditemukan oleh teleskop FAST, atau "Mata Langit China".
Tim itu memantau FRB menggunakan teleskop yang berlokasi di Australia dan Amerika Serikat selama 17 bulan, mendeteksi ratusan semburan dari gelombang radio tersebut. Mereka menemukan bahwa ukuran rotasi Faraday, indikator kekuatan medan magnetnya, sangat bervariasi dan mengubah arah sebanyak dua kali.
Feng Yi, anggota tim dari institut penelitian Zhejiang Lab, menuturkan, "Ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan medan magnetik yang ekstrem di sekelilingnya, yang berarti FRB 20190520B kemungkinan berada di sistem bintang biner, dan bintang pendamping sistem biner itu kemungkinan adalah lubang hitam atau bintang berukuran masif."
Memahami perubahan semacam itu dalam lingkungan bermagnet di sekitar FRB merupakan langkah maju yang penting dan diharapkan dapat membantu memperjelas asal-usulnya, ujar Feng.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023