Hal itu disampaikan Kepala Dinsos Tulungagung Wahyid Masrur saat menemui sejumlah PPKS yang terjaring razia ketertiban sosial di Kantor Dinsos Tulungagung, Jumat.
"Data semua PPKS yang sudah mendapat bantuan dari pemerintah ada semua. Kami pasti akan tarik (bantuan) jika masih berkeliaran di jalan (mengemis/meminta-minta)," kata Wahyid.
Padahal, lanjut dia, seluruh PPKS yang berdomisili dan beralamat KTP Tulungagung telah dilakukan pembinaan.
Baca juga: Satpol PP Tulungagung tertibkan PPKS antisipasi kerawanan sosial
"Mereka bahkan telah diberi pelatihan dan bantuan modal usaha untuk melakukan aktivitas yang produktif dan menghasilkan dan tidak lagi meminta-minta di jalanan," katanya.
Namun, bantuan yang diberikan pemerintah itu tak semuanya bisa dikelola dengan benar. Bukannya melakukan usaha yang lebih produktif dan berdaya, sebagian dari PPKS ini malah kembali ke jalanan dan beberapa titik fasilitas umum untuk meminta-minta.
Salah satunya yang ikut terjaring razia tim gabungan adalah Wiji Purnomo, warga Desa Ringinpitu Kecamatan Kedungwaru.
Wahyid merasa geram sehingga saat kembali melakukan pembinaan, pihaknya memperingatkan dan akan mencabut kembali bantuan yang sudah pernah diterima Wiji.
"Ini sudah dapat motor dari kementerian, dan modal usaha. Tapi masih saja meminta-minta. Mau saya minta lagi bantuannya," kata Wahyid.
Baca juga: Satpol PP giatkan razia "gepeng" di jalanan Kota Tulungagung
Padahal, sebelumnya Wiji sudah berjanji secara lisan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Kali ini Wiji bakal diminta untuk membuat pernyataan tertulis. "Nanti akan kami buatkan surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya," katanya.
Wahyid mengatakan, aktifitas PPKS sudah dianggap meresahkan, karena membahayakan pengguna jalan dan diri mereka sendiri.
Sementara itu, Wiji mengaku sudah kapok mengemis. Dia berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.
"Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi," ujarnya.
Baca juga: Satpol Tulungagung tangkap "manusia silver" melecehkan pengguna jalan
Wiji pun takut jika bantuan sepeda motor dan modal yang diberikan diminta kembali.
Biasanya Wiji mengemis di simpang empat Kemuning. Dia berangkat dengan menggunakan becak.
"Becaknya saya beri Rp16 ribu hingga Rp20 ribu," katanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023