Pakan organik dengan bahan alami ini sangat baik untuk kesehatan ternak dan dapat mempercepat penambahan berat hewan ternak."
Gunung Kidul (ANTARA News) - Peternak Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan pakan ternak alternatif yakni limbah daun kering dengan cara fermentasi.
Kepala Seksi Vaksin, Obat, dan Pakan Ternak Dinas Peternakan Kabupaten Gunung Kidul Siswo Ardi di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan bahan pakan ternak alternatif mudah dicari di lingkungan peternak, seperti daun jati kering, daun bambu kering, kulit kacang, kulit ketela, bonggol jagung, dan batang pisang.
"Cara pembuatan pakan alternatif ini sangat mudah pembuatannya. Setiap satu tong daun kering yang dicampur dengan bekatu dan tetes tebu yang difermentasi selama satu minggu, akan menjadi pakan ternak yang proteinnya sangat tinggi," katanya.
Menurut dia, pakan ternak alternatif itu cocok untuk meningkatkan protein untuk ternak, sehingga ternak mereka cepat berkembang dengan baik.
Seorang peternak kambing di Wonosari Bambang mengaku bersama kelompok peternak Karang Tengah mengembangkan pakan ternak alternatif atau organik.
Ide membuat pakan organik berawal saat sulitanya mendapatkan pakan pada musim kemarau.
Selain sulit, katanya, harga pakan cukup mahal, sehingga dirinya berinisiatif membuat pakan organik berbahan baku daun kering, pelepah pisang, dan kulit ketela atau jambal yang banyak dijumpai di lingkungan setempat.
"Pakan ternak organik ini sangat mudah pembuatannya. Biaya yang kami keluarkan juga sangat sedikit. Selain itu, pakan ternak organik mampu membuat berat kambing semakin berbobot," kata Bambang.
Ia mengatakan pakan organik dibuat dengan cara fermentasi, sehingga menghasilkan pakan ternak organik yang ramah lingkungan karena tanpa bahan kimia.
"Pakan organik dengan bahan alami ini sangat baik untuk kesehatan ternak dan dapat mempercepat penambahan berat hewan ternak," kata dia.
Proses pembuatan pakan organik, kata Bambang, sangat mudah. Bahan yang sudah dikumpulkan kemudian digiling menggunakan mesin penggilingan hingga terurai.
Proses selanjutnya yakni fermentasi. Seluruh bahan yang sudah menjadi lembut kemudian difermentasi dua hingga tiga minggu. Fermentasi berfungsi meningkatkan kadar protein dalam pakan ternak tersebut.
"Proses pembuatan pakan ternak organik ini nyaris tidak mengeluarkan biaya, hanya cairan tetes tebu yang harus dibeli peternak. Itupun dengan harga yang cukup terjangkau," kata Bambang. (STR/M029)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
misalnya 1 tong daun berapa banyak takaran tetes tebunya?