Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Baznas Jember, Jawa Timur, membantu pemulangan bayi baru lahir dari pasangan Novi Marwati (27) dan Ahmad Rizal (31) yang merupakan warga Jember yang tertahan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di Denpasar, Bali, karena persoalan biaya.
Pasangan suami istri asal Jember yang merantau di Bali itu tidak punya uang untuk membayar biaya perawatan anaknya yang lahir prematur di RSUP Sanglah hingga mencapai Rp12 juta dan mereka juga tak memiliki kartu Indonesia sehat (KIS), sehingga harus membayar penuh biaya rumah sakit.
"Setelah mendapat kabar itu, kami sigap memutuskan berangkat ke Bali untuk menebus bayi warga Jember sekaligus memastikan kondisi anak serta orang tuanya dalam kondisi baik," kata Wakil Ketua I Baznas Jember MS Rasyid dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Jumat.
Menurutnya, Baznas merespon cepat karena tidak ingin orang tua bayi tersebut semakin panik dan penanganan bayi prematur tersebut terjamin karena kondisi ekonomi orang tua bayi itu saat ini sangat memprihatinkan.
Baca juga: Baznas Jember gandeng NPCI salurkan zakat kepada 104 disabilitas
Baca juga: Baznas luncurkan program balai ternak kelompok unggas di Madiun
"Pasangan warga Jember yang merantau di Bali itu masih kos, sepasang suami istri itu tidak bekerja dan mereka bertahan karena bantuan rekan-rekannya terutama warga Jember yang tergabung di IWJ di Bali," tuturnya.
Ia menjelaskan pihak Baznas menemui orang tua yang bayi nya tertahan di RSUP Sanglah dan berkoordinasi dengan IWJ Bali terkait kekurangan biaya di rumah sakit agar bisa dilunasi dengan total biaya perawatannya mencapai Rp12.864.300.
"Bayi laki-laki mungil itu akhirnya bisa dibawa pulang. Alhamdulillah, pasangan muda itu sudah bisa tersenyum sekarang dan kami akan pikirkan penanganan selanjutnya termasuk pemulangan bayi ke Jember kalau sudah memungkinkan," katanya.
Sementara itu, Novi mengatakan bahwa dirinya mengalami kontraksi pada 5 Mei 2023, padahal kehamilannya baru 8 bulan dan saat dibawa ke puskesmas ternyata ketubannya sudah pecah, sehingga dilarikan ke RSUP Sanglah dan bayi nya harus dilahirkan secara prematur.
Hari ketiga setelah melahirkan, sang ibu sudah boleh pulang, namun bayinya harus tetap menjalani rawat inap secara intensif lebih lama karena merupakan bayi prematur dan butuh perawatan khusus, serta ada indikasi kuning.
Suami Novi berusaha mencari pinjaman uang kepada teman-temannya, namun jumlah uang yang dikumpulkan belum cukup dan bayi nya tidak bisa diambil untuk dibawa pulang karena harus melunasi seluruh biaya perawatan bayinya selama sepekan di rumah sakit.
Kisah pilu Rizal dan bayinya pun menyebar melalui media sosial info warga Jember (IWJ) Bali dan sejumlah pihak mencoba menggalang donasi termasuk meminta bantuan Baznas Jember.*
Baca juga: Baznas Kota Madiun serahkan bantuan untuk korban bencana Gunung Semeru
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023