"Black box sudah dibawa tim KNKT guna diteliti lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebab kecelakaan ini,"
Palu (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah membawa kotak hitam atau black box milik pesawat jenis Hawker 900XP PK LRU untuk diteliti sebagai bagian dari proses investigasi guna mengungkap penyebab insiden kecelakaan pesawat di Bandara Maleo Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
"Black box sudah dibawa tim KNKT guna diteliti lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebab kecelakaan ini," kata Kapolres Morowali AKBP Suprianto yang dihubungi dari Palu, Jumat.
Ia mengemukakan, proses investigasi dilakukan KNKT berlangsung selama tujuh jam, dimulai Pukul 09:00 WITA hingga Pukul 16:00 WITA, yang mana tim KNKT terdiri dari dua orang didampingi manajemen maskapai penerbangan dan otoritas bandara serta serta aparat kepolisian.
Sejumlah bagian pesawat juga diperiksa secara detail dan termasuk landasan pacu bandara juga di foto untuk dijadikan bahan pendukung proses investigasi.
Dari proses itu juga, sekitar empat barang bukti telah diberikan kepada pihak KNKT untuk diteliti lebih lanjut, termasuk salah satunya kotak hitam.
"Belum bisa di pastikan penyebab insiden ini, karena masih berproses. Rekaman penerbangan ada di kotak hitam dan dari rekaman-rekaman itu akan menjadi satu bukti yang kuat menentukan penyebab peristiwa tersebut," ujarnya.
Ia menyebutkan, penyebab insiden pesawat Hawker 900 tergelincir di Bandara Maleo Morowali baru bisa diketahui setelah selesai proses investigasi, dan pihak yang berhak menyampaikan itu yakni kewenangan KNKT.
"Tugas kami adalah melakukan pengamanan selama investigasi lapangan, termasuk menjaga keamanan badan pesawat," kata dia menambahkan.
Setelah dilakukan investigasi, selanjutnya badan Pesawat Hawker 900 dievakuasi menggunakan alat khusus oleh otoritas maskapai penerbangan untuk selanjutnya dipindahkan ke tempat aman di area bandara untuk sementara waktu.
"Badan pesawat dievakuasi setelah proses investigasi lapangan selesai dilakukan KNKT. Investigasi lanjutan di kantor mereka memeriksa rekaman tercatat dalam kota hitam," kata Suprianto.
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023