Kupang (ANTARA News) - Warga negara indonesia (WNI) yang mencari nafkah di Dili, Timor Leste masih mengalir terus ke wilayah perbatasan dengan Timor bagian barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menyelamatkan diri akibat pergolakan dan huru-hara sosial masih terus berlanjut di ibukota negara itu. "Imigrasi Atambua di Kabupaten Belu pada Rabu petang (7/6) menerima dua WNI masuk ke perbatasan melalui pintuk Mota`ain," kata Pelaksana Harian Kantor Imigrasi Atambua, Benny Hale, ketika di hubungi ANTARA di Kupang, Kamis. Kedua WNI itu ke perbatasan dengan menggunakan angkutan umum dari Dili. "Sepanjang jalan Dili-Batugade tampak sepi dan aman, namun suasana terasa sangat mencekam," kata Benny Hale mengutip keterangan kedua WNI itu. Sejak pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk menutup semua pintu perbatasan darat antara RI-Timor Leste di Mota`ain dan Motamasin di Kab Belu, sudah tercatat 15 WNI yang masuk ke Indonesia melalui Mota`ain. Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan menutup semua pintu perbatasan darat sejak 27 Mei lalu, untuk mencegah warga Timor Leste masuk ke wilayah Indonesia, menyusul kerusuhan yang terus bergolak di wilayah bekas provinsi 27 wilayah Indonesia itu yang mengarah ke perang saudara. "Pintu perbatasan hanya di buka bagi WNI yang mau menyelamatkan diri ke Indonesia, sedang warga negara asing tetap dilarang masuk, kecuali sudah mendapat izin kunjungan ke Indonesia dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Dili seperti yang diberikan kepada 13 warga negara asing asal Brasil," kata Benny Hale. Situasi Kota Dili dan sekitarnya terus mencekam. Aksi pembakaran dan penjarahan terhadap rumah-rumah pemduduk yang ditinggal penghuninya serta bangunan pemerintah masih terus berlangsung karena rakyat sudah di himpit kelaparan. WNI yang masih berada di Dili dilaporkan berlindung ke Mesjid An Nur Kampung Alor di jantung Kota Dili serta KBRI. Mereka tidak mau meninggalkan ibukota negara itu karena masih ingin menjaga aset-aset mereka yang ada di kota tersebut. Komarudin, salah seorang pengusaha Indonesia di Dili kepada sebuah stasiun televisi Indonesia mengatakan dia bersama keluarganya serta keluarga yang lain masih mengungsi di Mesjid An Nur karena situasi keamanan di Kota Dili semakin mencekam. Dia mengharapkan situasi keamanan di kota itu segera pulih agar mereka kembali menjalankan usaha dan perdagangan seperti biasa. Benny Hale mengatakan, WNI yang sudah meninggalkan Dili melalui perjalanan darat, umumnya diantar oleh staf KBRI sampai keluar Kota Dili dan seterusnya dilanjutkan oleh aparat keamanan Timor Leste sampai di pintu perbatasan Batugade yang jaraknya tidak jauh dari pintu perbatasan Mota`ain sejak meletusnya berbagai insiden berdarah di wilayah bekas koloni Portugis itu. Indonesia sudah mengevakuasi sekitar 1.600 warga negaranya melalui udara dari Dili menuju Kupang dengan menggunakan dua pesawat Hercules milik TNI-AU dari 27-30 Mei 2006. (*)
Copyright © ANTARA 2006