Ini peran kita untuk menyehatkan generasi penerus bangsa. Mohon diingat, bangsa yang besar adalah bangsa dengan generasi penerus yang sehat dan kuat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta kepada seluruh pasangan untuk mengikuti sosialisasi terkait pemberian imunisasi rutin lengkap anak sebelum merencanakan membangun keluarga di masa depan.
“Ini peran kita untuk menyehatkan generasi penerus bangsa. Mohon diingat, bangsa yang besar adalah bangsa dengan generasi penerus yang sehat dan kuat,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Prima Yosephine dalam Siaran Kemencast yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Prima menuturkan saat ini masih banyak ibu-ibu muda belum memahami pentingnya pemberian imunisasi rutin lengkap kepada anak-anak, karena tidak adanya dukungan keluarga untuk membawa anak divaksin dan tidak mengetahui manfaat dari setiap jenis vaksin.
Terkadang, lanjutnya, orang tua pasangan pun cenderung skeptis dengan vaksin karena adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa demam atau pegal-pegal yang dianggap berbahaya. Padahal kemungkinan terjadinya KIPI misalnya disebabkan anak berada dalam masa inkubasi virus.
“Kalau KIPI tidak sembuh setelah dua hari, misalnya karena anak terkena inkubasi virus, penyakit lebih baik cepat ditanggulangi. Jadi tidak perlu khawatir, begitu dibawa para tenaga kesehatan segera membuat laporan secara berjenjang dan para ahli akan menilai apakah itu karena imunisasi atau penyakit lain,” ujarnya.
Prima menilai sosialisasi yang bersifat masif dan efektif memang membutuhkan kerja keras bersama semua pihak. Dengan adanya kemudahan teknologi masa kini, baik komunitas atau lembaga terkait bisa mengadakan acara webinar agar orang tua bisa memahami lebih jauh dampak, jenis, hingga waktu anak harus divaksinasi.
Baca juga: IDAI minta orang tua tak perlu takut efek samping imunisasi anak
Ketika sudah merencanakan kehamilan, katanya, calon ibu pasti akan mengunjungi tenaga kesehatan untuk memeriksakan kondisi kandungannya.
“Jadi saya mengingatkan biasakan untuk ketika melakukan pemeriksaan kehamilan lewat ANC itu, ibu jangan sendiri. Harus sama pasangan, bila perlu ajak orang tua atau mertuanya supaya mereka bisa mendengar juga pentingnya imunisasi,” katanya.
Kelas peningkatan edukasi soal imunisasi disamping bermanfaat untuk menyehatkan keluarga, bisa pula dijadikan sebuah upaya dalam mengentaskan berbagai hoaks terkait vaksin yang hingga saat ini banyak ragamnya berkeliaran di media sosial.
Dengan demikian Prima mengimbau kepada semua anggota keluarga untuk mengakses informasi terkait imunisasi anak dari sumber resmi pemerintah atau para ahli. Masyarakat diminta untuk cerdas memilah berita di media sosial supaya hak anak untuk hidup sehat bisa terpenuhi.
“Saya lihat banyak ahli mulai membuka akun media sosial berupa Instagram atau blog. Kita bisa lihat cara mereka menyampaikan macam-macam, baik tentang manfaat imunisasi dan sebagainya untuk disampaikan pada pasangan, daripada melihat berita yang terlalu berat dengan level bahasa yang sulit dipahami. Jadi bisa diambil atau dikutip untuk mencerahkan pandangan pasangan kita,” ucapnya.
Baca juga: Dokter anak jelaskan vaksin apa saja yang perlu diberikan kepada anak
Baca juga: IDAI: Segera lengkapi imunisasi anak dan tak perlu ulang dari awal
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023