Baca juga: Dekan FKUI: Masyarakat kerap tak sadar idap hepatitis
Selain konsumsi alkohol, Desy menyebutkan infeksi virus, gangguan metabolisme tubuh, obesitas, diabetes, serta kolesterol juga menjadi faktor risiko terjadinya penyakit sirosis hati.
"Berat badan perlu dikontrol, karena kaitannya erat dengan penyakit lain yang menjadi faktor risiko sirosis," tambah dokter yang praktik di Rumah Sakit Paru dr. H. A. Rotinsulu, Bandung itu.
Desy menjelaskan penyakit sirosis hati mampu menyerang pasien obesitas, karena terjadi peningkatan jumlah lemak di hati yang menyebabkan fungsi hati menjadi tidak normal.
Desy mengatakan penyakit sirosis hati adalah sebuah kondisi stadium akhir dari penyakit hepatitis yang ada dalam tubuh menyebabkan kerusakan hati kronis.
Kerusakan hati dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam proses pembuatan protein, pencernaan nutrisi makanan, penyimpanan energi, serta melawan infeksi.
Baca juga: Lemak di hati bisa berkembang menjadi kanker
Baca juga: Kurangi konsumsi minuman berpemanis untuk tekan lemak hati
Baca juga: Lemak di hati bisa berkembang menjadi kanker
Baca juga: Kurangi konsumsi minuman berpemanis untuk tekan lemak hati
Dia mengatakan penyakit sirosis hati merupakan penyakit yang sifatnya tidak bisa sembuh kembali seperti semula. "Kita bisa melakukan deteksi dini dengan tes fungsi hati, apalagi jika kita memiliki faktor risikonya," ujarnya
Maka dari itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar melakukan skrining hepatitis untuk mencegah perkembangan penyakit hepatitis agar tidak sampai kepada tahap sirosis hati.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023