mengundang sebanyak mungkin kampus dan industri kelas dunia untuk menjadi mitra
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan program Beasiswa Indonesia Maju yang masuk dalam program utama Kampus Merdeka telah meningkatkan kesempatan bagi peserta didik untuk berkuliah di luar negeri.
“Beasiswa Indonesia Maju yang menyasar calon mahasiswa dengan capaian prestasi akademik dan non akademik,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Saat memperkenalkan Kampus Merdeka kepada para perwakilan perguruan tinggi dan industri dari penjuru Britania Raya di London, Nadiem menuturkan program Beasiswa Indonesia Maju yang menyasar calon mahasiswa dengan capaian prestasi akademik dan non akademik.
Dengan program Beasiswa Indonesia Maju, ia menyebutkan jumlah mahasiswa yang belajar di kampus-kampus kelas dunia meningkat hingga 9,6 kali.
Adapun kampus-kampus yang menjadi tujuan antara lain Universitas Oxford, Universitas Columbia, Universitas Melbourne, Universitas Teknologi Nanyang, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Nadiem: Lima kebijakan utama Kampus Merdeka dorong transformasi
Baca juga: Nadiem: Kampus Mengajar tingkatkan literasi dan numerasi tepat sasaran
Sementara itu, ia menjelaskan Kemendikbudristek selalu berusaha mengakselerasi kualitas pendidikan tinggi Indonesia dengan terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka termasuk dengan program beasiswa tersebut.
Ia berharap melalui Beasiswa Indonesia Maju maupun program lain dalam Kampus Merdeka mampu mengirim mahasiswa akademik dan vokasi Indonesia untuk berkuliah di kampus kelas dunia maupun bekerja di industri bertaraf internasional.
Oleh sebab itu, Nadiem mengundang sebanyak-banyaknya kampus dan industri kelas dunia untuk bisa menjadi mitra sehingga pendidikan anak Bangsa Indonesia bisa menjadi lebih baik.
Mitra dalam hal ini juga terkait pendirian cabang kampus-kampus dunia di Indonesia sehingga bisa memberi pengaruh lebih baik terhadap kualitas kampus dalam negeri.
Baca juga: LLDIKTI: Perguruan tinggi kesehatan kesulitan terapkan Merdeka Belajar
Baca juga: LLDIKTI X sampaikan evaluasi penerapan program Merdeka Belajar
Kemendikbudristek sendiri telah menyediakan lima skema presensi kampus internasional di Indonesia yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan perguruan tinggi.
Skema itu antara lain pendirian kampus cabang, pendirian pusat atau kampus tunggal, pengembangan fasilitas riset, pengembangan pusat studi microcenter, hingga penyelenggaraan program joint-degree.
“Kami mengundang sebanyak mungkin kampus dan industri kelas dunia untuk menjadi mitra kami,” tegasnya.
Baca juga: Pertanian Unhas dapat dana Rp1,5 miliar dari PKKM Kemendikbudristek
Baca juga: Kemendikbud buka pendaftaran program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Baca juga: Bali raih penghargaan terkait Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023