Bekasi (ANTARA News) - Pengelola Mega Bekasi Hypermal (MBH) Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku rugi hingga Rp30 miliar per hari akibat peristiwa banjir yang melumpuhkan aktivitas perniagaan di pusat perbelanjaan.

"Perniagaan lumpuh total karena sejumlah panel listrik di lantai dasar terendam air setinggi 1,5 meter. Terpaksa listrik kita matikan dulu sampai proses pemulihan berlangsung yang diprediksi memakan waktu paling cepat dua pekan," ujar Direktur Operasional MBH, Gunarso Ismail, kepada ANTARA di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, lebih dari 1.500 `tenant` yang tertampung dalam gedung bertingkat enam lantai di atas lahan seluas 6,2 hektare di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan itu terpaksa tidak dapat beroperasi.

"Kami masih mendata kerugian pasti dari musibah ini. Namun sebagai gambaran kerugian, perputaran transaksi di pusat perbelanjaan kami ini mencapai Rp20 hingga 30 miliar per hari," katanya.

Menurut dia, salah satu tenant yang menjadi favorit masyarakat adalah pusat perbelanjaan "Giant" yang setiap harinya membukukan transaksi hingga Rp2 miliar.

Jumlah itu belum termasuk tenant-tenant lainnya seperti J`co, Dunkin Dounats, Pizza Hut, Electronic Solution, kios telepon genggam, show room kendaraan, Bioskop XXI, dan lainnya.

"Kami juga menampung ratusan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di beberapa lantai yang terpaksa tutup akibat musibah ini," ujarnya.

Menurut dia, lokasi genangan air terjadi di lantai paling dasar yang menampung 400 pedagang berupa kios dan lapak.

"Kami juga mengalami kerugian akibat parkiran kendaraan direndam air," ujarnya.

Peristiwa banjir yang ketiga kalinya terjadi sejak 2005 itu, kata dia, diakibatkan oleh meluapnya Kali Bekasi pada Rabu dini hari.

"Air meluap pukul 02.00 WIB akibat air kiriman dari sejumlah wilayah hulu dan adanya penyempitan aliran air tepat di belakang gedung akibat proses pembangunan sipon (pemisah aliran air) yang dikerjakan pemerintah pusat," katanya.

Meskipun pihaknya telah menyediakan 26 pompa penyedot air berkapasitas 240 kubik per menit, kata dia, namun alat itu tak dapat difungsikan akibat listrik padam.

Salah satu pedagang mainan Pika Toys, Michael (30), mengaku mengalami kerugian hingga Rp200 juta akibat barang dagangannya terendam air.

"Saat saya datang ke toko sekitar jam 08.00 WIB, Satpam memberitahu saya bahwa seluruh toko di lantai dasar terendam banjir," katanya.

Mainan yang dijualnya merupakan jenis `action figure` yang didatangkan dari sejumlah negara Asia dan Eropa dengan harga beragam mulai dari Rp50 ribu hingga Rp4 juta.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013