Senang sekali dan tidak menyangka

Kudus (ANTARA News) - Pasangan ganda campuran Edi Subaktiar-Melati Daeva Oktavianti, dinobatkan sebagai atlet terbaik PB Djarum atas prestasi mereka yang gemilang sepanjang tahun 2012.

Pada tahun lalu, Edi-Melati berhasil menyabet berbagai gelar kejuaraan hingga puncaknya mampu tampil sebagai juara BWF World Junior Badminton 2012 di Chiba, Jepang.

"Senang sekali dan tidak menyangka. Penghargaan ini menjadi motivasi agar ke depannya jauh lebih baik dari sekarang," ujar Melati usai menerima penghargaan di GOR Djarum, Jati, Kudus, Rabu, yang turut disaksikan oleh Ketua Umum KONI, Tono Suratman, dan puluhan atlet PB Djarum lainnya.

Hal senada diungkapkan Edi, "Makin termotivasi untuk terus berprestasi."

Atas keberhasilan itu, mereka mendapat penghargaan berupa deposito sebesar Rp25 juta.

Edi-Melati juga menutup tahun 2012 lalu dengan menyabet gelar taruna di Kejuaraan Nasional di Solo yang kemungkinan menjadi duet terakhir mereka sebagai taruna. Lewat prestasi ganda yang memulai duet pada awal tahun 2012 itu, mereka juga mendapat hadiah sebesar Rp18 juta.

PB Djarum juga memberikan penghargaan kepada atlet berprestasi lainnya yang berhasil memboyong gelar pada Kejuaraan Nasional Desember lalu antara lain, Ihsan Maulana Mustofa di tunggal taruna putra mendapat hadiah sebesar Rp12 juta, Kevin Sanjaya Sukamuljo-Raiddias Akhdan Nugroho (ganda putra), Melati Daeva Oktavianti-Rosyita Eka Putri (ganda putri) yang mendapat bonus senilai Rp18 juta.

"Sejak awal kami berkomitmen selalu memberikan apresiasi kepada semua prestasi-prestasi yang dicapai atlet kami mulai dari Sirnas hingga kejuaraan internasional," kata Direktur Program, Djarum Foundation Bakti Olahraga, Yoppy Rosimin. "Penghargaan ini bisa memacu dan memotivasi mereka untuk berlatih lebih keras, disiplin, dan tekun agar kelak bisa menjadi juara seperti rekannya yang sudah juara," tambahnya.

Dari lima gelar di kejuaraan nasional yang dilangsungkan Desember 2012 lalu, PB Djarum berhasil memborong empat gelar sekaligus kecuali nomor tunggal putri. Menurut Yoppy, hal tersebut akan menjadi fokus khusus bagi klub olahraga yang dibentuk sejak tahun 1969 itu untuk memunculkan kembali potensi pemain tunggal putri sehingga dapat memborong lima gelar sekaligus dalam ajang kejuaraan nasional.

"Semua menyadari potensi putri memang akhir-akhir ini belum muncul, tetapi itu tantangan kami. Diharapkan dua-tiga tahun lagi menggantikan Maria Kristin dan kawan-kawan," ujar Yoppy.

(M047)

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013