"Pasar negara-negara berkembang masih memiliki potensi pertumbuhan."

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu pagi menguat senilai 25 poin, menyusul pelaku pasar asing melakukan ekspansi portofolio di negara berkembang.

Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bergerak menguat dari Rp9.700 menjadi Rp9.675 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali menguat di tengah pelaku pasar asing melakukan ekspansi portofolio di pasar keuangan emerging market," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, ekspansi pelaku pasar itu seiring dengan fenomena January effect, dalam kondisi itu fund manager merestrukturisasi aset di awal tahun guna penempatan portofolionya.

"Pasar negara-negara berkembang masih memiliki potensi pertumbuhan sehingga perusahaan pengelola aset akan menyasar pasar berisiko," katanya.

Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengemukakan bahwa menguatnya nilai tukar rupiah diperkirakan didorong dari penjagaan Bank Indonesia (BI).

Ia menilai, hasil lelang perdana surat berharga negara (SBN) pada Selasa (15/1) mencatat kelebihan permintaan yang cukup tinggi dari target indikatif Rp7 triliun berhasil menerima penawaran sebanyak Rp17,075 triliun.

Hal itu, ditambahkannya, mencapai 2,4 kali bid to cover ratio yang mengindikasikan likuiditas masih memadai di tengah meningkatnya risiko terhadap ekspektasi inflasi yang meningkat dan melemahnya rupiah yang masih berlanjut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013