PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu waktu setempat meminta kekerasan yang kian memanas dan menghilangkan nyawa warga sipil di Jalur Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan agar segera dihentikan.
Guterres menyebut korban jiwa pada kalangan sipil sebagai hal yang tak bisa ditoleransi lagi.
Dalam "keprihatinan yang mendalam", Guterres mengikuti perkembangan terkini di Jalur Gaza, eskalasinya dan risiko jatuh korban jiwa yang lebih besar lagi, kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, paling sedikit 21 warga Palestina tewas dan 64 orang lainnya terluka akibat serangkaian serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Baca juga: Korban jiwa Palestina akibat serangan Israel capai 21 orang
"Israel wajib mematuhi kewajiban mereka yang tercantum dalam hukum kemanusiaan internasional, termasuk harus menggunakan kekuatan secara proporsional dan mengambil segala langkah pencegahan yang perlu guna menyelamatkan warga sipil dan objek sipil ketika melancarkan operasi militer," kata Haq.
"Sekjen PBB juga mengutuk peluncuran secara acak roket dari Gaza ke Israel, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional dan sekaligus membahayakan warga sipil baik dari pihak Palestina maupun Israel."
Guterres mendesak semua pihak agar sedapat mungkin menahan diri dan berusaha keras untuk segera menghentikan permusuhan.
Militer Israel mengatakan serangan udara itu adalah bagian dari Operasi Shield and Arrow yang dilancarkannya.
Operasi ini adalah aksi balasan terhadap tembakan roket dari Jalur Gaza menyusul kematian seorang warga Palestina yang melancarkan mogok makan di sebuah penjara di Israel pekan lalu.
Baca juga: Pasukan Israel bunuh dua anggota Jihad Islam Palestina
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023