Moskow (ANTARA) - Anggaran federal Rusia mencatat defisit 3,4 triliun rubel (43,8 miliar dolar AS) dalam empat bulan pertama tahun ini, kata kementerian keuangan pada Rabu (10/5/2023) karena Moskow terus menghabiskan banyak uang dan pendapatan energi turun tajam.

Pada periode yang sama tahun 2022 Rusia membukukan surplus 1,2 triliun rubel, tetapi sejak itu pengeluaran yang signifikan untuk mendukung operasi militernya di Ukraina dan sanksi Barat atas ekspor minyak dan gasnya telah menghantam pundi-pundi pemerintah.

Meningkatnya produksi militer dan pengeluaran negara yang besar membuat industri Rusia terus berkembang, membantu melunakkan dampak ekonomi dari sanksi Barat dan memungkinkan Moskow melanjutkan operasinya di Ukraina.

Kementerian keuangan berhenti menerbitkan data pemenuhan anggaran bulanan individu tahun lalu, tetapi berdasarkan angka Rabu (10/5/2023), Rusia membukukan defisit pada April sebesar 1 triliun rubel (12,9 miliar dolar AS).

Itu dibandingkan dengan surplus 181 miliar rubel pada Maret dan defisit 821 miliar rubel pada Februari dan 1,76 triliun rubel pada Januari.

Hanya dalam empat bulan dalam setahun, kesenjangan pengeluaran pada April membuat defisit Rusia 17 persen di atas rencana pemerintah untuk defisit 2,9 triliun rubel pada tahun 2023 secara keseluruhan.

Pengeluaran 26,3 persen lebih tinggi dalam empat bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun 2022, data awal menunjukkan, sementara pendapatan turun 22,4 persen.

Menteri Keuangan Anton Siluanov berulang kali mengatakan defisit anggaran Rusia tahun ini tidak akan lebih dari 2,0 persen dari PDB, meskipun sebagian besar analis tidak setuju. Dana Moneter Internasional (IMF) termasuk di antara mereka yang memperkirakan Rusia akan mengalami defisit anggaran yang melebar tajam tahun ini.

Siluanov baru-baru ini mengatakan pendapatan minyak dan gas - anjlok 52,3 persen tahun-ke-tahun menurut data Rabu (10/5/2023) - akan sangat penting di Rusia untuk memenuhi target 2,0 persen.

Di tengah penurunan pendapatan, Moskow terpaksa mulai menjual cadangan internasional untuk membantu menutupi defisit.

Rencana Rusia saat ini menerbitkan utang melalui obligasi pemerintah OFZ sebesar 2,5 triliun rubel, dengan pinjaman 1 triliun lainnya diizinkan untuk menggantikan pengeluaran dari Dana Kekayaan Nasional (NWF).

Rusia telah menghabiskan 390,5 miliar rubel untuk menutupi defisit dari NWF sepanjang tahun ini.

Bank sentral, yang mempertahankan suku bunga 7,5 persen sejak September, telah berulang kali memperingatkan bahwa defisit anggaran Rusia menimbulkan risiko inflasi.

Baca juga: Impor minyak Jerman 2022 naik 8,5 persen, Rusia pemasok terbesar
Baca juga: Digempur sanksi, Putin klaim ekonomi Rusia berkembang lewat model baru
Baca juga: Putin sebut ekonomi Rusia terbukti tangguh meski ada sanksi Barat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023