Jakarta,15/1 (ANTARA) - Sebuah studi terbaru dari IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, menemukan bahwa perkerjaan yang sangat dibutuhkan di negara - negara berkembang dapat diciptakan dengan lebih cepat bila para pembuat kebijakan dan institusi - institusi pembangunan menjadikannya sebagai prioritas untuk meniadakan hambatan-hambatan utama dalam hal pertumbuhan yang dihadapi oleh beberapa perusahaan swasta.

Studi yang berjudul "Assessing Private Sector Contributions to Job Creation," menyimpulkan bahwa ada empat hambatan yang menjadi tantangan utama dalam penciptaan lapangan kerja dalam sektor swasta: iklim investasi yang lemah, prasarana yang tidak layak, akses pada layanan keuangan yang terbatas untuk usaha mikro, kecil dan menengah; dan ketrampilan dan pelatihan yang kurang memadai. Menghilangkan hambatan - hambatan ini dapat secara siginifikan meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan.

Hasil studi ini diluncurkan hari ini sebagai laporan pendamping dari the World Bank's World Development Report 2013 tentang lapangan kerja yang diluncurkan pada bulan Oktober yang lalu. Dalam sebuah komunikasi bersama yang diluncurkan pada acara peluncuran, beberapa institusi keuangan internasional ternama langsung berkomitmen untuk bekerja sama dalam menangani penciptaan lapangan pekerjaan dan belajar satu sama lain dari pengalaman masing - masing.

Sekitar 200 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki pekerjaan. Bank Dunia memperkirakan sebanyak 600 juta pekerjaan harus diciptakan pada tahun 2020, terutama di beberapa negara berkembang, sekedar untuk mengimbangi pertumbuhan populasi penduduk. Jawabannya tergantung pada sektor swasta yang menyediakan sembilan dari setiap 10 pekerjaan.

"Pengangguran adalah sebuah krisis global yang sangat mengkhawatirkan bagi negara negara termiskin," ujar Jin-Yong Cai, Executive Vice President and Chief Executive Officer IFC. "Sebagai institusi pembangunan terbesar di dunia yang memfokuskan diri pada sektor swasta, kami percaya bahwa penciptaan lapangan kerja memberikan jalan keluar yang pasti dari kemiskinan. Mempromosikannya, di negara - negara berkembang adalah prioritas utama bagi kami."

Beberapa temuan kunci termasuk:

· Usaha mikro, menengah dan kecil (UMKM) menghasilkan paling banyak pekerjaan di negara - negara berkembang namun bidang ini juga kurang produktif, memberikan penghasilan yang minim, dan tidak lebih banyak menyediakan pelatihan dan peluang pengembangan bagi karyawan. Perusahaan - perusahaan yang lebih kecil sering dihadapkan pada permasalahan penciptaan tenaga kerja, yang artinya, mereka tidak mampu tumbuh hingga ke tingkat yang paling potensial.

· Akses ke layanan keuangan merupakan hambatan utama bagi UMKM " mempermudah proses ini dapat menghasilkan penciptaan lapangan kerja yang signifikan. Misalnya, IFC menyediakan bantuan keuangan pada sebuah jaringan besar penyedia layanan keuangan di negara - negara berkembang yang pada tahun 2011 mendanai 23 juta UMKM. Sebagai hasilnya, usaha - usaha ini mempekerjakan lebih dari 100 juta orang.

· Jumlah terbesar pekerjaan yang diciptakan terdapat dalam rantai distribusi dan pasokan perusahaan. Sebagai contoh, pinjaman dari IFC untuk sebuah pabrik semen di India membantu perusahaan ini mengembangkan dan menciptakan lebih banyak pekerjaan. Untuk setiap pekerjaan yang diciptakan di dalam perusahaan, lebih dari 20 pekerjaan diciptakan dalam rantai distribusi dan pasokan.

· Kurangnya energi listrik adalah hambatan yang paling signifikan di negara-negara berpenghasilan rendah. Menyediakan energi listrik yang dapat diandalkan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan sebesar paling tidak empat persen setiap tahunnya.

· Wanita dan pekerja muda menghadapi tantangan-tantangan yang lebih spesifik. Hambatan dalam aspek hukum, kurangnya akses pada layanan keuangan dan norma norma budaya kerap memaksa pekerja wanita bekerja di bidang yang memberikan imbalan yang sedikit, dan kurang aman. Pekerja muda beresiko menganggur tiga kali lipat dan kebanyakan bekerja di sektor informal.

Studi ini menunjukkan bahwa 45 juta orang memasuki dunia kerja setiap tahunnya. Namun, lebih dari sepertiga perusahaan - perusahaan yang menjadi obyek penelitian studi ini di seluruh dunia tidak sanggup memperoleh karyawan dengan ketrampilan yang dibutuhkan.

"IFC dan Kelompok Bank Dunia telah melakukan beberapa program yang memfokuskan pada bagaimana mengisi celah dalam hal ketrampilan ini," ujar Roland Michelitsch, seorang manajer di IFC yang juga merupakan penulis utama dari studi ini. "Potensi untuk berbuat lebih masih ada - tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi institusi-institusi pembangunan yang lain, para pembuat kebijakan dan sektor swasta itu sendiri."

Tentang IFC

IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus sepenuhnya pada sektor swasta. Kami membantu negara-negara berkembang meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan membiayai investasi, memobilisasi kapital di sektor finansial internasional, serta memberikan jasa pendampingan teknis kepada perusahaan dan pemerintah. Pada tahun fiskal 2012, kami dapat membukukan nilai investasi hingga lebih dari $20 milyar, yang merupakan nilai tertinggi dalam sejarah IFC. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org.

Tentang Studi ini:

· Laporan IFC ini dibuat berdasarkan evaluasi literatur yang ekstensif dan dari pengalaman-pengalaman dari lebih 45,000 bisnis di lebih dari 100 negara, serta dari studi - studi kasus makro dan mikro yang dilakukan di Asia Selatan, Afrika dan Timur Tengah.

· Studi ini menelaah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh sektor swasta di negara-negara berkembang, dengan fokus pada hambatan yang paling mengikat pada penciptaan lapangan kerja yang dapat disampaikan oleh institusi pembangunan keuangan yang berorientasi pada sektor swasta.


Tetap Terhubung
www.facebook.com/IFCwbg
www.twitter.com/IFC_org
www.youtube.com/IFCvideocasts
www.ifc.org/SocialMediaIndex

Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi :

Di Washington, D.C.: Di Jakarta:
Thoko Moyo Novita Wund
Telp: (202) 458-8517 Telp: (62 21) 2994 8001
E-mail: tmoyo@ifc.org E-mail: nwund@ifc.org

Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013