Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Barat mengimbau masyarakat waspada terhadap fenomena pergerakan tanah di Cilongkrang yang berdampak langsung pada jalan nasional jalur Pantai Selatan, menghubungkan antara Kabupaten Cilacap dengan Kabupaten Pangandaran.
“Masyarakat agar berhati-hati dan waspada saat melintas di sepanjang jalan Cilongkrang, karena bisa terjadi longsor susulan, kemarin ketika ditinjau PJ Bupati Cilacap, tanahnya masih bergerak, memang sangat mengkhawatirkan, untuk itu BPBD sudah bergerak mengamankan warga terdampak, dan saat ini sudah disiapkan pengungsian,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Erna Suharyati dalam diskusi Teropong Bencana BNPB yang diikuti secara daring dari Jakarta, Rabu.
Berdasarkan laporan BPBD Cilacap, pergerakan tanah ini mengakibatkan jalan nasional ambles sepanjang 30 meter, lebar 5 meter, dan kedalaman hingga 60 centimeter, serta sempat membuat lalu lintas tersendat.
Erna mengatakan, fenomena pergerakan tanah ini sudah langganan terjadi di Desa Cilongkrang, Kecamatan Wanareja, akibat adanya aliran air di bawah badan jalan dan hujan deras dengan durasi yang cukup lama.
Erna juga melaporkan, lokasi kejadian ada di empat titik, di empat desa pada dua kecamatan, yakni Desa Bantar, Kecamatan Wanareja, Desa Tarisi, Cilongkrang, kemudian Desa Negarajati, Cimanggu. Lalu, terjadi juga susulan tanah longsor di Desa Binggeng, Kecamatan Dayeuhluhur.
Adapun menurut laporan BPBD, pergerakan tanah ini dilaporkan terjadi pada Jumat dan Sabtu (5-6 Mei) secara bersusulan.
Saat ini, BPBD Cilacap sudah bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jawa Barat untuk perbaikan jalan, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mitigasi jangka panjang.
“BPBD bekerja sama dengan PUPR Provinsi, yang mana PUPR Provinsi sangat cepat dalam pelaksanaan perbaikan jalan, jadi malam hari tanggal 5 ada kejadian, kemudian paginya langsung diratakan, dan dalam sehari juga sudah bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,” ujar Erna.
Selain itu, BPBD Cilacap juga sudah bekerja sama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) dan relawan untuk memasang rambu-rambu peringatan saat kejadian agar masyarakat yang melintas lebih berhati-hati.
“Sampai hari ini semuanya sudah dapat teratasi, kemarin juga sudah dilakukan peninjauan oleh Penjabat (PJ) Bupati Cilacap, dan beliau menekankan bahwa kita harus tetap siaga untuk percepatan penanganan. Beliau juga sudah bertanya langsung kepada masyarakat apakah siap untuk direlokasi, dan pada dasarnya masyarakat pun sudah siap, yang penting mereka merasa aman,” kata Erna.
Untuk mitigasi jangka panjang berupa relokasi ini, Erna juga mengatakan bahwa BPBD Cilacap sudah bersurat kepada PVMBG untuk melakukan kajian di empat titik yang telah disebutkan, karena rekomendasi relokasi warga harus dikeluarkan secara resmi oleh PVMBG.
Baca juga: BPBD Cilacap siapkan tenda pengungsian warga terdampak tanah bergerak
Baca juga: Badan Geologi: Pulau Jawa paling rentang alami pergerakan tanah
Baca juga: BPBD Lebak catat 16 rumah rusak akibat pergerakan tanah
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023