Chicago (ANTARA) - Chicago, kota terbesar ketiga di Amerika Serikat (AS) mengumumkan keadaan darurat sebagai respons atas arus masuk migran yang telah melampaui kapasitas yang mampu ditangani kota tersebut.
Dalam perintah eksekutif darurat yang dikeluarkan pada Selasa (9/5) tersebut, Wali Kota Chicago Lori Lightfoot mengatakan dirinya berwenang meminta gubernur Illinois untuk memobilisasi Garda Nasional guna menyediakan staf dan dukungan logistik demi mengatasi keadaan darurat di Chicago.
Chicago juga mendesak pemerintah federal dan negara bagian agar membantu pendanaan dan sumber daya tambahan yang sangat dibutuhkan untuk tempat penampungan darurat dan area relokasi.
Sejak 31 Agustus 2022, Chicago mulai menerima bus-bus yang dikirim oleh Negara Bagian Texas dan mengangkut individu atau keluarga pencari suaka AS dari Amerika Tengah dan Selatan. Dan sejak saat itu, para pencari suaka terus berdatangan ke Chicago melalui berbagai cara, termasuk dengan pesawat, bus, dan berjalan kaki, kata Lightfoot.
Karena kurangnya tempat dan fasilitas dan bahkan sejumlah fasilitas yang baru dibuat pun sudah terisi penuh, urai Lightfoot, maka ratusan migran kini berlindung sementara di kantor-kantor polisi.
Menurut Chicago, arus kedatangan migran ke kota tersebut tidak hanya terus berlanjut, tetapi jumlahnya juga akan meningkat. "Dengan sumber daya kota yang kini telah dikerahkan hingga ke titik maksimalnya, langkah-langkah luar biasa diperlukan," ungkap Lightfoot.
Sejak Agustus 2022, Chicago telah menerima lebih dari 8.000 migran yang dikirim menggunakan bus oleh Gubernur Texas Greg Abbott, dengan 48 kedatangan baru pada Selasa.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023